Betapa Adam dan Hawa juga tidak bersyukur, bukan?
Mengapa demikian?
Sebab, meskipun Tuhan pun telah menyediakan berbagai buah dari pohon-pohon di Taman Eden untuk dimakan, kecuali dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kej. 2:17), mereka tertipu oleh Iblis sehingga tidak menaati Allah, memakannya, dan mengalami dampak dosa (Kej. 3:1-6)—rasa bersalah yang mendalam akibat kesadaran akan dosa sehingga membuat mereka menghindari Allah, takut dan tidak tenang berada dekat hadirat-Nya, serta merasa tidak berkenan kepada-Nya, atau untuk dengan yakin menghampiri Dia (Kej. 3:8-10).
Bukankah itu pula yang mungkin dialami sebagian besar dari antara kita?
Berbeda dengan ajakan atau dorongan dari penulis kitab Ibrani, "Jadi, hendaklah kita menghadap takhta Allah tanpa rasa takut, karena Dia menerima kita dengan kebaikan hati-Nya. Pada saat kita memerlukan pertolongan, Allah akan berbelas kasih dan menunjukkan kebaikan hati-Nya kepada kita" (Ibr. 4:16 TSI).
Jadi, marilah kita dengan berani datang ke takhta Allah dan tinggal di sana untuk menerima pengasihan-Nya dan mendapat kasih karunia yang menolong kita pada saat kita membutuhkan pertolongan. (FAYH)
Let us then fearlessly and confidently and boldly draw near to the throne of grace (the throne of God's unmerited favor to us sinners), that we may receive mercy [for our failures] and find grace to help in good time for every need [appropriate help and well-timed help, coming just when we need it]. (AMP)
Selain merasa sangat bersalah, tidak tenang, serta ketakutan oleh karena dosa, banyak orang yang masih sulit ataupun tidak mampu untuk bersyukur terhadap apa pun yang masih mereka miliki. Apalagi, salah satu kecenderungan sifat manusia ialah tidak puas atau merasa cukup, selalu ingin lebih dan lebih lagi. Tidak mau menentukan batasan atau landasan dengan hikmat Tuhan antara bersyukur dan berkembang.
Kolose 4:2 (TSI), "Saudara-saudari semua, teruslah berjuang dengan doa. Berjaga-jagalah selalu untuk memperhatikan hal-hal yang perlu didoakan, dan bersyukurlah kepada Allah senantiasa."
Jangan bosan berdoa; nantikanlah jawaban Allah dan jangan lupa mengucap syukur bila sudah menerima jawaban. (FAYH)
Pray diligently. Stay alert, with your eyes wide open in gratitude. (MSG)
Nah, sekarang pilihannya: maukah kita untuk bersyukur, meskipun mungkin suatu tema atau topik yang terdengar cukup klise serta klasik, namun sesungguhnya berkuasa untuk mengubahkan hati kita? Sebab, kadang pilihan yang sulit untuk dilakukan justru adalah sekadar mengucap syukur. Tetapi, bukan berarti tidak bisa, 'kan?
1 Tesalonika 5:16 (FAYH), "Hendaklah Saudara selalu bersukacita."
Be happy [in your faith] and rejoice and be glad-hearted continually [always]. (AMP)
Be cheerful no matter what. (MSG)
"Satan has no legitimate weapons to use against you. His only trick is deception" (Si jahat tidak memiliki senjata ampuh untuk melawan kita terlebih karena kita anak-anak Tuhan, selain strategi licik untuk menipu kita, karena itu berhati-hatilah). ~ Ps. Tony Evans
~ FG