Beberapa di antara kita mungkin mengenal nama Joshua Suherman. Ya, mantan penyanyi atau artis cilik yang terkenal lewat lagunya dulu, 'Air' atau dikenal juga dengan 'Diobok-obok'. Dan banyak dari kita juga barangkali masih menghapal lirik lagu tersebut.
Dalam sebuah kesempatan wawancara, Joshua merasa "gemas" ataupun heran melihat banyaknya orang yang berlomba-lomba meraih popularitas dan menjadi viral di media sosial, ataupun cukup dikenal juga dengan istilah "pansos", panjat sosial.
Ia mengakui, "Saya sudah ada di puncak suatu karier dulu, sekarang saya rasanya seperti orang habis naik gunung, terus turun, lalu bertemu orang yang baru mau naik, lalu saya bilang, 'Nggak ada apa-apa di atas! Balik, balik! Aku udah dari sana, balik, balik!'"
Sah-saja saja meraih prestasi, namun pencapaian setinggi dan sebesar apa pun takkan terlalu ada artinya apabila tanpa memiliki tujuan ataupun makna hidup, apalagi penyertaan Tuhan.
Lagipula, bukankah apa pun yang kita miliki—bakat atau talenta, kemampuan, serta sumber daya, dan lainnya—sesungguhnya adalah anugerah, dan bukan berasal dari diri kita sendiri?
1 Korintus 13:13 (BSD), "Jadi, untuk sekarang ini ada tiga hal yang harus tetap kita lakukan, yaitu percaya, berharap, dan mengasihi. Dari ketiga hal itu, yang paling penting ialah mengasihi."
And so faith, hope, love abide [faith--conviction and belief respecting man's relation to God and divine things; hope--joyful and confident expectation of eternal salvation; love--true affection for God and man, growing out of God's love for and in us], these three; but the greatest of these is love. (AMP)
But for right now, until that completeness, we have three things to do to lead us toward that consummation: Trust steadily in God, hope unswervingly, love extravagantly. And the best of the three is love. (MSG)
"I humbled myself in prayer, acknowledging that my abundance had turned into a curse rather than a blessing, and that life without Jesus was devoid of meaning" (Aku merendahkan diriku dan berdoa, menyadari betul-betul bahwa segala kelimpahan yang kumiliki telah menjadi beban berat ketimbang berkat yang patut kunikmati dan bisa disyukuri, mengapa? Karena hidup tanpa Yesusku adalah hidup tanpa makna atau tiada artinya). ~ Benny Prasad
~ FG