Pernah mencoba meminta sesuatu dari seorang anak, namun sepertinya ia tidak mau atau berat sekali memberi?
Seorang ayah terlihat mengajak putranya yang masih kecil ke rumah makan cepat saji, dan membelikannya sebungkus kentang goreng ukuran jumbo untuk dimakan sembari perjalanan pulang ke rumah.
Dalam perjalanan, sang ayah mencomot sedikit kentang dari bungkus itu, lalu sang anak berkata, "Ayah, nggak boleh ambil punyaku!"
Barangkali kita juga pernah mengalami hal itu, setidaknya saya dengan putra kami Caleb, dan sah-sah saja seorang anak kecil demikian, karena mungkin belum sepenuhnya mengerti atau punya kesadaran untuk sedikit berbagi.
Bagaimana dengan kita?
Apakah bersikap seperti anak kecil tadi yang mungkin lupa diri bahwa ayahnya yang menyediakan, dan sebenarnya bisa saja memaksa mengambil alih bungkusan kentang tersebut? Padahal, beliau juga mau mengajari anaknya supaya tidak kikir ataupun egois.
"When people err," saat seseorang sedang berbuat kesalahan dan tidak berbuat benar, kata John C. Maxwell, "they also err in the side of generosity," atau biasanya ia pun akan merasa sukar berbuat kebaikan dan menunjukkan ketulusan atau kemurahan hati.
Dan lagipula, tidak perlu menunggu menjadi mampu atau harus kaya raya terlebih dulu, maka baru bisa berbagi ataupun menjadi berkat, bukan?
Matius 6:25, 34 (FAYH), "Jadi, nasihat-Ku ialah: Janganlah kuatir akan benda --makanan, minuman, dan pakaian. Karena kalian sudah mempunyai jiwa dan tubuh. Itu jauh lebih penting daripada makanan dan pakaian … Jadi, jangan kuatir akan hari esok! Esok pun Allah akan memelihara kalian. Hari ini cukup banyak kesusahan yang harus kalian pikirkan."
If you decide for God, living a life of God-worship, it follows that you don't fuss about what's on the table at mealtimes or whether the clothes in your closet are in fashion. There is far more to your life than the food you put in your stomach, more to your outer appearance than the clothes you hang on your body … Give your entire attention to what God is doing right now, and don't get worked up about what may or may not happen tomorrow. God will help you deal with whatever hard things come up when the time comes. (MSG)
Because you should be concerned about what God thinks is important and not about material goods, I tell you that you should not worry about things that you need in order to live. Do not worry about whether you will have enough food to eat, and things to drink, or enough clothes to wear. It is important to have sufficient food and drink and clothing, but the way you live is much more important … So each day do not be worried about what will happen to you the next day, because when that day comes, you will be concerned about what happens during that day. You will have enough to be concerned about each day. So do not worry ahead of time. (DEIBLER)
2 Korintus 9:8 (TSI), "Ingatlah bahwa Allah sanggup menunjukkan kebaikan hati-Nya kepadamu dalam segala hal, sehingga keperluanmu selalu tercukupi, bahkan lebih dari cukup! Dengan begitu kamu lebih mampu lagi melakukan hal-hal yang baik."
Allah akan dapat mengimbangi pemberian Saudara itu dengan memberikan kepada Saudara segala yang Saudara perlukan dan bahkan lebih daripada itu. Dengan demikian, bukan saja kebutuhan Saudara sendiri tercukupi, malah Saudara akan berkelebihan, sehingga Saudara dapat memberikannya kepada orang lain dengan sukacita. (FAYH)
Moreover, God can enable you to give to others cheerfully. If you give that way, God will in return give you many good blessings. He will do that so that at all times you will always have all that you need. Indeed, you will have even more than you need. As a result, you will be able to do many more good things to help others. (DEIBLER)
1 Timotius 6:8 (FAYH), "Karena itu, kita harus merasa puas tanpa uang, bilamana kita mempunyai cukup makanan dan pakaian."
If we have bread on the table and shoes on our feet, that's enough. (MSG)
But if we have food and clothing, with these we shall be content [satisfied]. (AMP)
"No one has ever become poor by giving." ~ Anne Frank
~ FG