Saya kira kikir dan pelit itu ada perbedaannya, ternyata artinya sama saja. Namun, tentu ternyata ada bedanya dengan menjadi hemat, hal yang lebih positif apabila tidaklah berlebihan.
Hemat sendiri menurut kamus adalah berhati-hati dalam membelanjakan, menggunakan uang dan sebagainya. Tidak boros, melainkan cermat, misalnya dalam penggunaan bahan bakar.
Sedangkan, pelit atau kikir adalah terlampau berhemat memakai harta bendanya. Bahkan, pernahkah Saudara mendengar kata ini: lokek, dan kedekut? Sama saja artinya, yaitu sangat pelit dan kikir sekali.
Firman-Nya hari ini mengajak dan mengingatkan apakah kita pun termasuk pelit dan kikir. Jika secara jujur menjawab ya, berhati-hatilah supaya tidak menjadi amat pelit serta bersikap kikir di hidup ini, terutama dalam keseharian. Misalnya, masihkah kita rela memberi sedekah? Sebab, sesungguhnya kita hanyalah pengelola yang diberi kepercayaan oleh-Nya.
Amsal 28:22, "Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan."
Orang yang serakah selalu berusaha untuk cepat kaya, tetapi dia tidak sadar bahwa sebenarnya dia akan jatuh miskin. (TSI)
Orang yang mementingkan diri sendiri hanya ingin cepat kaya, tetapi ia tidak sadar bahwa ia sangat dekat kepada kemiskinan. (VMD)
Amsal 19:4 (FAYH), "Orang yang kaya mempunyai banyak "sahabat", tetapi yang miskin dijauhi orang."
Wealth makes many "friends"; poverty drives them away. (NLT)
Amsal 19:6, "Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi."
Orang yang suka memberi, ia mempunyai banyak teman. Setiap orang bersahabat dengan orang yang mau memberi hadiah. (VMD)
Great numbers will make attempts to get the approval of a ruler: and every man is the special friend of him who has something to give. (BBE)
~ FG