Setiap generasi memiliki pergolakan, pergumulan, maupun tantangannya sendiri-sendiri.
Misalnya, pada 1929 – 1939 yang menghadapi era Depresi Besar (the great depression atau dikenal juga dengan krisis malaise) yang bermula dari AS; krisis moneter Indonesia maupun Asia pada 1997 – 1998; maupun --puji Tuhan yang akhirnya dapat segera berlalu-- pandemi COVID-19 yang berawal dari negeri tirai bambu.
Tidak luput demikian juga pernah dialami oleh Nehemia dan di generasinya.
Ketika mendengar keadaan negerinya dari Persia, ia terpukul, merasa bersedih berhari-hari, kemudian berdoa, juga berpuasa.
Nehemia 1:3-4 (BIS), "Mereka menceritakan bahwa orang-orang bekas buangan yang telah kembali ke tanah air itu, kini hidup sengsara dan dihina oleh bangsa-bangsa asing yang ada di sekitarnya. Lagipula, tembok-tembok kota Yerusalem masih hancur berantakan dan pintu-pintu gerbangnya belum diperbaiki sejak dibakar di waktu yang lampau. Mendengar berita itu, aku duduk dan menangis. Berhari-hari lamanya aku bersedih hati. Aku terus berpuasa sambil berdoa kepada Allah."
Namun, Nehemia tak berhenti di situ. Ia mau menghadapi serta mengambil bagian untuk apa yang dapat dilakukannya bagi pemulihan serta kesejahteraan bangsanya. Selain menaikkan doa yang sungguh-sungguh kepada Allah—karena memang ia mengandalkan dan senantiasa berada dalam wilayah atau 'zona doa'—Nehemia juga memberanikan diri mengajukan permohonan serta memohon pandangan maupun belas kasih raja untuk membangun kembali tembok Yerusalem dan pintu-pintu gerbangnya.
Pertanyaannya sekarang, saat mengalami serta menghadapi situasi sulit, terutama demi kepentingan bersama maupun orang banyak, apakah yang akan kita lakukan? Apakah seperti halnya Nehemia yang sungguh memiliki kepedulian, mendoakan dan menaikkan syafaat, serta betul-betul bertindak? Ataukah kita menjadi orang-orang yang egois, hanya memikirkan perkara serta kepentingan sendiri, bahkan acuh tak acuh?
Tidak demikian halnya Nehemia, yang walau merupakan seorang juru minum raja, sebuah posisi yang saat itu sangat prestisius dan dipercaya raja karena tugasnya mencicipi anggur ataupun minuman raja apakah beracun atau tidak, bahkan pengaruh jabatan tersebut lebih besar ketimbang kepala pasukan. Bagaimana dengan Saudara dan saya?
"Di antara orang Israel itu, Aku mencari orang yang dapat mendirikan tembok, atau berdiri di tempat-tempat yang tembok-temboknya runtuh untuk mempertahankan negeri itu apabila Aku hendak menghancurkannya dalam luapan kemarahan-Ku; namun tak seorang pun yang Kutemukan." ~ Yehezkiel 22:30 (BIS)
"Life's most persistent and urgent question is, 'What are you doing for others?'" ~ Martin Luther King Jr.
~ FG