Setidaknya, sekali dalam seumur hidup kita, kita perlu memiliki keberanian untuk melakukan apa yang benar maupun yang perlu kita lakukan.
Daud berani hadapi beruang, singa, dan raksasa.
Sadrakh, Mesakh, serta Abednego berani mempertahankan iman mereka pada Allah yang hidup.
Musa, Ester, maupun Yusuf berani menghadap pada raja-raja di istana.
Gideon, Yunus, Yeremia pun akhirnya berani menerima panggilan hidup dari Tuhan dan menjalaninya bersama-Nya.
Bagaimana dengan kita?
Saat mesti mewartakan firman Tuhan, saat bersaksi tentang kebaikan-Nya bagi hidup kita, saat bertemu dengan orang-orang tertentu, apakah ada keberanian dalam diri untuk melakukannya? Bukan berani yang gelap mata ataupun asal-asalan.
Ketika merasa tidak memiliki keberanian bahkan setitik pun, berdoalah memohon kepada Tuhan untuk mengaruniakannya bagi kita.
Mazmur 27:8-14 (VMD), "Hatiku berkata kepadaku supaya datang kepada-Mu, ya TUHAN. Jadi, aku datang kepada-Mu minta tolong. Janganlah menjauh dari aku. Janganlah marah terhadap hamba-Mu. Hanya Engkau yang dapat menolong aku. Ya Allahku, janganlah tinggalkan aku. Engkaulah Juruselamatku. Walaupun ayah dan ibuku meninggalkan aku, TUHAN akan menyambut aku. Musuhku ada, ya TUHAN, jadi ajarkanlah jalan-Mu kepadaku. Tunjukkanlah cara hidup yang benar kepadaku. Musuhku telah menyerang aku. Mereka mengatakan dusta terhadap aku dan menyakitiku. Aku sungguh yakin bahwa aku akan melihat kebaikan TUHAN sebelum aku mati. Nantikanlah pertolongan TUHAN. Kuat dan beranilah, dan nantikanlah pertolongan TUHAN."
Juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara. ~ Efesus 6:19-20
"One isn't necessarily born with courage, but one is born with potential. Without courage, we cannot practice any other virtue with consistency; we can't be kind, true, merciful, generous, or honest" (Seseorang mungkin tidak dilahirkan dengan keberanian, namun ia masih saja dapat memiliki sebuah keberanian. Sebab tanpanya, kita takkan dapat melakukan sifat-sifat baik lainnya secara tulus). ~ Maya Angelou
~ FG