Beberapa hari yang lalu, kita telah kehilangan seorang hamba Tuhan, Dr. Charles F. Stanley, yang berpulang ke rumah Bapa pada usia 90 tahun. Sampai akhir hidupnya, beliau tetap setia melayani, mengikut serta mengasihi Tuhan.
"With his passing," mengenang kepergian alrmahum, Max Lucado seorang penulis lainnya, menyatakan rasa turut bersimpati, "heaven is richer; earth poorer," atau dengan kepulangan hamba Tuhan tersebut ke surga, sesungguhnya dunia ini sangatlah kehilangan seseorang yang luar biasa. (Kiranya kepergian kita kelak pun terkenang seperti demikian).
Semasa pelayanannya, perjalanan kehidupan dan pengalaman almarhum tidaklah mudah, penuh gejolak dan tantangan, namun ia tetap setia mempraktikkan firman Tuhan yang menjadi kekuatannya. Dibesarkan di keluarga yang tidak harmonis, Charles Stanley pun rindu mengenal Tuhan dan menyerahkan hati serta segenap hidupnya untuk melayani Dia sejak usia muda, 12 tahun.
Pernah suatu ketika, dalam sebuah pertemuan untuk pelayanan, karena keadaan yang tidak kondusif serta mungkin tersulut emosi, seseorang memukul wajah beliau! Bahkan, kemudian Dr. Stanley mempersilakan orang tersebut untuk memukul kedua pipinya.
"Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: jangan membalas dendam terhadap orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya kalau orang menampar pipi kananmu, biarkanlah dia menampar pipi kirimu juga." (Matius 5:39 BIS)
Mungkin perjalanan hidup kita masih panjang, akankah kita tetap setia kepada Tuhan Yesus serta melakukan firman-Nya sampai akhir usia kita, seperti halnya hamba-Nya Dr. Charles F. Stanley?
"Tetapi," mungkin ada di antara kita yang keberatan serta bertanya, "bagaimana dengan kejahatan-kejahatan di dunia, dan peperangan-peperangan yang ada, apakah kita harus berdiam diri saja dan tidak berbuat apa-apa terhadap ketidakadilan?"
Matthew Henry menerangkan, instruksi Yesus itu membahas cara menangani masalah perorangan dan menghindari dendam, niat jahat, serta rasa benci. Ia bukan bermaksud tidak berbicara menentang ketidakadilan, sesuatu yang Ia sendiri kerap tunjukkan pada beberapa kesempatan. Memberi pipi yang lain menunjukkan sikap tak bersalah, murah hati. Martabat serta karakter tampak dengan tidak menyerang balik ketika dilukai atau dihina. Menanggapi penganiayaan dengan kebaikan, kita menumpukkan "bara api" di atas kepala penganiaya, artinya dengan cara ini pelaku itu semestinya "terbakar" perasaan malu, bahkan mungkin akan bertobat dari perbuatan jahatnya.
"The time you spend alone with God will transform your character and increase your devotion. Then your integrity and godly behavior in an unbelieving world will make others long to know the Lord." ~ Charles Stanley
"You don't get better when it's easy. Enjoy the good times, but don't avoid the rough ones." ~ Michael, Jr
~ FG