Markus 10:51 (TSI), "Yesus bertanya, 'Apa yang kamu mau untuk Aku perbuat bagimu?' Jawab orang buta itu, 'Guru, tolonglah supaya saya bisa melihat kembali.'"
Jesus said to him, "What do you want me to do for you?" "Rabbi," the blind man answered, "I want my sight back." (REB)
"What do you want me to do for you?" he asked him. The blind man answered, "Oh, Master, let me see again!" (Phillips NT)
Mantan orang buta di atas—yang telah menerima kesembuhan dari Tuhan—bukanlah mengalami tunanetra sejak lahirnya (Yoh. 9), melainkan mungkin sempat pernah dapat melihat, namun kehilangan penglihatannya.
Bartimeus, nama orang tersebut, waktu itu sedang mengemis di pinggir jalan, dan mendengar Tuhan Yesus lewat sehingga berseru, mengharap pertolongan-Nya. Seruannya mengalahkan berbondong-bondong orang saat itu. Sehingga, Tuhan pun berhenti, meminta murid-murid-Nya memanggil serta membawa dia kepada-Nya, kemudian menanyakan apa yang dapat Ia perbuat baginya.
Ada yang dapat kita pelajari dari iman, serta sikap Bartimeus.
Mungkin saat-saat ini kita pun seperti sedang terduduk di "pinggir jalan", mengharap serta mencari bantuan, namun tak mendapat apa pun dari siapa pun, selain hanya akan bisa kita dapatkan dari Tuhan. Kita pun barangkali seolah-olah tengah mengalami kebutaan rohani—bukankah kita masih memiliki sisi-sisi buta terhadap sejumlah hal maupun keadaan dalam hidup ini? Dan pertolongan yang paling menghibur kita adalah yang datang oleh iman kepada Tuhan.
Bersyukurlah bila kita, seperti halnya Bartimeus, memiliki kesempatan serta menerima belas kasihan dari Tuhan, terutama untuk datang pada-Nya dalam doa maupun permohonan. Namun, kita juga perlu "menanggalkan jubah" seperti yang dilakukannya, sesuatu yang membahayakan dan dapat membuat terjatuh, ataupun menghalangi serta menghambat dirinya. Tanggalkanlah jubah rasa cukup atau merasa mampu sendiri, kesombongan, ataupun beban dosa ibarat "jubah panjang" yang berat dan merintangi langkah kita mendekat pada-Nya.
Saat ia sudah bisa melihat kembali pun, matanya terbuka terhadap berbagai warna, ia mau mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Demikian pula kita, jangan lupa bersyukur, memuliakan, mengasihi, melayani Dia setelah menerima kebaikan, kesembuhan, pemulihan, dan berkat-Nya dalam hidup kita. Mata rohani yang sehat dapat melihat keindahan dalam Kristus yang akan menolong kita untuk tetap mengikut Dia.
"Anugerah yang diberikan Kristus kepada kita untuk datang kepada-Nya merupakan dorongan luar biasa dalam membangkitkan pengharapan, sehingga kita harus bersegera datang kepada-Nya, dan kita akan memperoleh apa yang kita harapkan. Biarlah yang bersalah, yang mengalami kekosongan hidup, yang dicobai, yang lapar, yang telanjang, menguatkan hatinya, karena Ia memanggil mereka untuk diampuni, untuk dipenuhi, untuk ditolong, untuk dikenyangkan, untuk diberikan pakaian, untuk mendapatkan semua yang telah disediakan bagi mereka." (Matthew Henry)
"Our heavenly Father understands our disappointment, suffering, pain, fear, and doubt. He is always there to encourage our hearts and help us understand that He's sufficient for all our needs. When I accepted this as an absolute truth in my life, I found that my worrying stopped." (Charles Stanley)
~ FG