Akan ada banyak hal di dunia yang mencoba membuat kita merasa sakit hati, tidak mau mengampuni karena kecewa, ataupun marah, bahkan mundur dari iman.
Markus 4:19 (TSI), "Tetapi mereka kuatir tentang persoalan hidup sehari-hari di dunia ini. Mereka lebih mengutamakan kekayaan dan menyibukkan diri dengan mengejar hal-hal duniawi. Semua keinginan itu seperti rumput berduri yang menghimpit ajaran TUHAN sehingga tidak menghasilkan apa pun dalam hidup mereka."
But are overwhelmed with worries about all the things they have to do and all the things they want to get. The stress strangles what they heard, and nothing comes of it. MSG
They desire to be rich, and they desire to own many other things. So they worry only about material things. The result is that they forget God's message and they do not do the things that God wants them to do. (DEIBLER)
Namun, tentu kita masih punya pilihan lain, yakni apakah untuk mau tetap berada dalam keadaan demikian—perasaan dan keadaan emosi yang tidak sehat—ataukah memilih menjadi berbahagia, merasa tenang, dan lega, pendek kata bersukacita karena Tuhan. Mudah hanya mengatakannya? Tidak, sebab sesungguhnya memang sesederhana itu, sesuai firman-Nya yang hari ini mengingatkan kita semua.
Filipi 3:1 (FAYH), "APA pun yang terjadi, Sahabat-sahabat yang saya kasihi, bersukacitalah di dalam Tuhan. Saya tidak jemu-jemu memberitahukan hal ini kepada Saudara dan ada baiknya kalau Saudara mendengarnya berkali-kali."
Akhirnya, Saudara-saudari yang saya kasihi, bersukacitalah karena kamu sudah bersatu dengan Tuhan Yesus! Saya tidak bosan-bosan mengulangi nasihat yang sudah saya tuliskan sebelumnya. Bahkan saya menegaskan hal bersukacita ini supaya kamu terjaga secara rohani. (TSI)
FOR THE rest, my brethren, delight yourselves in the Lord and continue to rejoice that you are in Him. To keep writing to you [over and over] of the same things is not irksome to me, and it is [a precaution] for your safety. (AMP)
"Bahwa apa pun bisa dirampas dari manusia, kecuali satu hal: kebebasan terakhir seorang manusia—kebebasan untuk menentukan sikap dalam segala keadaan, kebebasan untuk memilih jalannya." ~ Viktor E. Frankl
~ FG