Kita mungkin mengaku percaya pada Allah. Akan tetapi, maukah kita mengaku percaya juga pada waktu dan pertolongan-Nya? Sebab, adakalanya Ia tidak bersegera menjawab, menolong, ataupun membela kita.
Di saat-saat seperti itu, masihkah kita mau tetap mempercayai waktu-Nya yang tepat? Bahkan, saat orang-orang ataupun keluarga terkasih Tuhan Yesus sedang bersusah hati, Ia seolah sengaja memperlambat waktu kehadiran-Nya.
Yohanes 11:6 (TSI), "Dia tidak langsung berangkat ke rumah mereka, tetapi masih tinggal dua hari lagi di tempat-Nya bersama kami murid-murid-Nya."
Tetapi, saat Yesus mendengar bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lebih lama di tempat itu. (AMD)
But oddly, when he heard that Lazarus was sick, he stayed on where he was for two more days. (MSG)
Full Life Notes menjelaskan, Yesus sengaja menunda pergi ke keluarga yang dikasihi-Nya itu supaya memperkuat iman mereka, dan melaksanakan sesuatu yang lebih baik bagi mereka. Mungkin awalnya kelihatan tindakan-Nya kurang peduli, tetapi sesungguhnya Ia sangat mengasihi mereka serta turut merasakan kesedihannya. Waktu, tujuan, dan kehendak-Nya memang terkadang berbeda dari keinginan hati kita, sebab Ia menjawab sesuai kebijakan kasih-Nya.
Namun, oleh karena Tuhan Yesus selalu menyertai, maka kita dapat percaya sepenuhnya pada waktu-Nya. Dan kesabaran untuk menanti pertolongan-Nya hanya dapat kita miliki dan lakukan dengan kekuatan Roh Allah.
Mazmur 37:7 (BIS), "Nantikanlah TUHAN dengan hati yang tenang, tunggulah dengan sabar sampai Ia bertindak. Jangan gelisah karena orang yang berhasil hidupnya, atau yang melakukan tipu muslihat."
Quiet down before GOD, be prayerful before him. Don't bother with those who climb the ladder, who elbow their way to the top. (MSG)
Surrender yourself to the LORD, and wait patiently for him. Do not be preoccupied with an evildoer who succeeds in his way when he carries out his schemes. (GWV)
"God walks slowly because he is love. If he is not love, he would have gone much faster." ~ Kosuke Toyama
~ FG