Memang kadang perlu kita menyendiri dan mengambil waktu untuk menjauh dari keramaian. Entah itu untuk berdoa, atau merenungkan firman Tuhan, maupun hal lainnya yang memerlukan keheningan serta ketenangan.
Walau demikian, ciri khas kita sebagai orang Kristen bukanlah kehidupan yang terus-menerus menarik diri atau soliter, melainkan mesti berbagi, bersekutu, serta saling melayani.
Arti kata soliter sendiri adalah secara menyendiri atau tidak berkelompok.
Di alam liar pun, beberapa contoh hewan soliter, seperti beruang, badak hitam, sigung, ataupun koala dan lainnya, memang sudah memiliki sifat alamiah demikian sebagai bentuk pertahanan diri.
Namun, kita tidaklah demikian. Orang Kristen seharusnya bukanlah kelompok yang eksklusif, atau menarik diri dan menghindar dari orang-orang lain, melainkan inklusif atau melebur, melibatkan diri dalam hal-hal yang berguna, serta saling menolong.
Pertanyaannya, melihat kehidupan modern sekarang, bagaimana gambaran kehidupan kita dan banyak orang lainnya saat-saat ini? Apakah hidup yang hanya menyendiri serta soliter, ataukah mau berempati terhadap orang lain serta solider (mempunyai dan memperlihatkan perasaan bersatu, senasib, maupun rasa setia kawan), terutama terhadap saudara seiman serta bagi tubuh Kristus (1 Kor. 12:27)?
Bahkan, sikap yang mau saling menanggung beban ialah sebuah sifat ilahi, cerminan kehidupan Tuhan Yesus sendiri.
Galatia 6:2 (TSI), "Hendaklah kita semua saling menolong untuk meringankan beban saudara-saudari seiman yang mengalami kelemahan atau kesusahan. Dengan begitu kita menaati Hukum Kasih yang Kristus berikan."
Ikutlah merasakan kesukaran dan kesulitan orang lain. Dengan demikian Saudara menaati perintah Tuhan kita. (FAYH)
Bear (endure, carry) one another's burdens and troublesome moral faults, and in this way fulfill and observe perfectly the law of Christ (the Messiah) and complete what is lacking [in your obedience to it]. (AMP)
~ FG