Mudah panik? Saya juga terkadang.
Seperti beberapa saat lalu, ketika GPS mengarahkan ke jalan yang salah. Saya terpaksa menelepon dengan video call ke rekan kerja.
Sembari melihat layar HP ke arah jalanan yang saya videokan, setelah mengetahui jalur yang beliau ketahui serta kuasai, beliau hanya berkata, "Bapak denger suara saya saja," sambil mengarahkan jalan sampai tujuan.
Bapak dengar saja suara saya.
Sering kali yang kita perlukan hanyalah tenang terlebih dulu, supaya dapat berdoa dan mendengarkan suara Tuhan. Tenanglah, supaya kita dapat berdoa, kata firman Tuhan. Bukan semata-mata berdoa dulu agar tenang—walaupun dampak dari doa adalah ketenangan, serta damai sejahtera.
1 Petrus 4:7b, "Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa."
Karena itu hendaklah kamu menguasai diri dan menjaga pikiran agar kamu selalu siap untuk berdoa. (TSI)
Therefore, keep thinking sensibly/reasonably and control what you think, so that you can pray clearly. (DEIBLER)
Jika panik, akan malah mudah marah, tegang, ataupun mengabaikan dan tidak dapat mendengarkan suara-Nya.
Jadi, pilihlah menjadi tenang, berdoa, serta berserah pada-Nya. Tetaplah setia kepada Tuhan di tengah pencobaan apa pun.
"Saudara sekalian yang saya kasihi, saya kira ada baiknya kalau Saudara tahu mengenai kesulitan yang harus kami alami di Asia. Kami sungguh-sungguh tertindas, bingung, dan putus asa, dan mengira kami akan mati dalam kesulitan-kesulitan itu. Kami merasa, bahwa ajal kami hampir sampai. Kami sadar, bahwa kami tidak berdaya menolong diri sendiri. Tetapi hal itu baik, sebab dengan demikian kami menyerahkan segala sesuatunya ke dalam tangan Allah. Hanya Dialah yang dapat menyelamatkan kami, karena orang mati sekalipun dapat dibangkitkan-Nya." (2 Korintus 1:8-9, FAYH)
~ FG