Pernahkah kita menyadari bahwa kadang, ataupun sering kali, kita memprioritaskan sesuatu yang salah? Memprioritaskan sendiri artinya mengutamakan atau mendahulukan sesuatu daripada yang lain; yang lain tidaklah sepenting yang kita prioritaskan ini.
Apakah kita memprioritaskan uang, rasa takut terlambat, dan lain-lainnya yang sebenarnya tidaklah terlalu penting?
Jika Tuhan memberikan kesadaran dalam diri serta tuntunan-Nya dalam hati mengenai prioritas-prioritas yang salah, sebaiknya kita mulai memperbaikinya. Lantas, apa prioritas yang benar? Tentu kita tahu, hubungan kita dengan-Nya, karena Dialah Sumber hidup kita—pekerjaan, pelayanan, keluarga, usaha, dan lain-lainnya.
Bagaimana cara supaya membuat prioritas yang benar? Sadari serta terapkan apa saja yang tidak bisa tergantikan lagi, dan apa yang sekiranya akan kita sesali apabila kehilangannya? Namun, jangan lupa juga untuk menurutsertakan Tuhan dan campur tangan-Nya dalam perencanaan maupun priotitas kita. Tidak ada yang terlampau besar, ataupun terlalu kecil, bagi Dia.
Amsal 21:5 (VMD), "Rencana yang dibuat dengan hati-hati membawa hasil. Melakukannya dengan tergesa-gesa akan membawa kemelaratan."
Careful planning puts you ahead in the long run; hurry and scurry puts you further behind. (MSG)
Ketekunan mendatangkan kekayaan; spekulasi yang tergesa-gesa menyebabkan kemiskinan. (FAYH)
"By failing to prepare, you are preparing to fail." (Jika Saudara terus-menerus tidak mau, tidak pernah, serta gagal membuat rencana, sebenarnya Saudara pun sedang merencanakan diri untuk mengalami kegagalan pada akhirnya) ~ Benjamin Franklin
~ FG