Suatu kali, seorang hamba Tuhan ketika tengah berkendara di jalanan, membagikan hal mengenai kesabaran kepada sejumlah jemaat yang sedang ikut menumpang dalam kendaraannya.
Setelah beberapa saat, tepat mendekati persimpangan lampu merah, seorang pengemudi lainnya memotong jalur kendaraan mereka secara tiba-tiba. Sontak, hamba Tuhan yang menyetir tersebut terkejut, lalu mengklakson dengan kencang dan lama serta membuka kaca jendelanya untuk teriak bernada kesal kepada pengemudi tadi.
"Kalau ndak kita gitukan, dia nggak akan belajar," jelasnya kepada penumpang lainnya setelah meluapkan emosi sesaatnya. Mereka hanya tersenyum, mengiyakan, sambil bertanya-tanya padahal sudah mengatakan soal sabar.
Mungkin kita juga pernah mengalami hal yang serupa. Kita menginginkan orang lain supaya melakukan sesuatu yang kita ajarkan ataupun sarankan dan nasihati, namun kita sendiri tidak menerapkannya. Ataupun, kita telah mengetahui dan mendengar suatu pesan firman Tuhan yang baik, tetapi ibarat hanya masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri, alias hanya sesaat menerimanya serta sekadar menjadi pengetahuan.
Markus 4 : 23 (TSI), "Lalu Yesus mengingatkan mereka, 'Jangan sampai ajaran-Ku tadi masuk telinga kanan keluar telinga kiri! Renungkanlah itu.'"
"Are you listening to this? Really listening?" (MSG)
If you want to understand this, you should consider carefully what you have just heard. (DEIBLER)
Semoga kita tidak demikian lagi, segera melupakan apa yang kita dengar dari kebenaran firman Tuhan, maupun mengecualikan diri terhadap setiap hal baik yang kita bagikan serta ajarkan kepada orang lain—siapa pun mereka.
~ FG