Beberapa waktu yang lewat, merasa sudah menghasilkan buah secara rohani, saya pun berkata dalam hati, "Petiklah buah-buah pertobatanku sepuas-puasnya, Tuhan. Nikmatilah buah-buah rohani ini." Walaupun tentu masih ada proses serta jatuh-bangun dalam hidup, pasti Dia pun disenangkan hati-Nya apabila kita mau serta telah berbuah lebat secara rohani.
Apa saja buah pertobatan itu? Bisa saja tentunya seperti yang tertuang dalam salah satu surat rasul Paulus.
Sudahkah kita dapat sabar, mengendalikan serta menguasai diri dan bukannya orang lain, dapatkah kita tetap bersukacita serta merasa damai sejahtera di masa atau saat apa pun, bisakah kita menunjukkan kemurahan dan kebaikan, serta lembah lembut dan setia?
Ataukah, jangan-jangan kerohanian kita berhenti bertumbuh, bahkan mati? Jangan sampai ibarat menjadi seperti pohon ara yang tidak berbuah serta dihukum dan dihakimi ataupun dikutuk oleh Tuhan Yesus (Markus 11 : 12 – 14).
Sebab pertobatan yang sejati akan menghasilkan buahnya yang segar dan dapat nyata dirasakan. Jika merasa atau mengaku anak-anak-Nya, tetapi tanpa pernah menghasilkan buah apa pun yang baik itu agaknya sia-sia.
Matius 3 : 8 (BSD), "Tunjukkan dalam perbuatanmu bahwa kalian sudah berhenti berbuat dosa dan sudah mulai menuruti kemauan Allah."
Kalau kalian benar-benar sudah bertobat, tunjukkanlah hal itu melalui cara hidupmu. (TSI)
Go and do something to show that your hearts are really changed. (Phillips NT)
Lukas 3 : 8 (BSD), "Lakukanlah apa yang dikehendaki oleh Allah, supaya orang dapat melihat bahwa kalian sudah berhenti berbuat dosa dan mau melakukan kehendak Allah. Dan jangan mulai berkata bahwa Abraham adalah nenek moyangmu. Ingat: Dari batu-batu ini pun Allah dapat membuat suatu keturunan untuk Abraham!"
Pergilah dan buktikan dahulu dengan cara hidup kalian bahwa kalian benar-benar sudah bertobat. Dan jangan kalian mengira bahwa kalian sudah selamat oleh karena kalian keturunan Abraham. Itu tidak cukup! Allah dapat menjadikan anak-anak Abraham dari batu-batu gurun ini! (FAYH)
Do the deeds that are appropriate for people who have truly turned from their sinful behavior! God promised to give Abraham many descendants. In order to fulfill that promise, God does not need you! I tell you that he can change these stones to make them descendants of Abraham! So do not begin to say to yourselves, 'We are descendants of Abraham, so God will not punish us, even though we have sinned!' (DEIBLER)
Kiranya, kita dapat berbuah secara lebat serta konsisten, terus-menerus agar Ia maupun orang-orang di sekitar kita dapat memetik serta menikmati buah-buah yang kita hasilkan di dalam hidup ini.
Ibrani 5 : 12 (FAYH), "Sudah lama Saudara menjadi orang Kristen, dan seharusnya Saudara sekarang mengajar orang lain. Namun Saudara masih tetap membutuhkan seorang pengajar untuk mengulang asas-asas pokok dalam Firman Allah. Saudara seperti bayi yang hanya minum susu, dan belum dapat mengunyah makanan. Orang yang masih hidup dari susu, belum maju dalam hidup kekristenannya dan tidak tahu banyak tentang perbedaan antara yang benar dan yang salah. Ia orang Kristen yang masih bayi!"
At a time when you should be teaching others, you need teachers yourselves to repeat to you the ABC of God's revelation to men. You have become people who need a milk diet and cannot face solid food! (Phillips NT)
You became Christians long ago. So by now you should be teaching spiritual truths to others. But you still need someone to teach you again the truths that God has revealed. I am talking about the truths that we teach people when they first believe in Christ. You need those elementary truths like babies need milk. You are not ready for advanced teaching, which is like the solid food which mature people need. (DEIBLER)
Berbuahlah di dalam Dia, serta bagi-Nya.
"I wonder how often we miss an opportunity to spend time with Jesus because we're seeking something than His presence. I know from experience that the more time I spend with Jesus, the less desire I have for a lot of things that once seemed important." (Betapa mungkin kita terlebih sering kehilangan waktu serta kesempatan untuk berdua dengan Yesus, oleh sebab kita mencari-cari serta mengutamakan hal yang lain. Sadarilah, padahal dengan menyediakan waktu bersama dengan-Nya terlebih dahulu, mengutamakan Dia, kita tidak akan khawatir akan hal-hal remeh-temeh di dunia ini). ~ Julie Ackerman Link
~ FG