Saya pernah menghadiahi sebuah kado berupa bingkai lukisan untuk rekan kerja, yakni hasil lukisan foto wajah yang menggunakan arsir pensil. Namun, ternyata hasil lukisannya sepertinya sangat tidak mirip wajah asli teman saya, dan mau tidak mau saya harus menyerahkannya kepadanya. Beruntung dia masih mau menerimanya meskipun demikian, dan hanya tertawa ketika melihat lukisannya yang tidak menyerupai dia itu.
Kalau lukisan tidak mirip keaslian yang dilukis sih mungkin satu hal yang memang urgensi tidak terlalu masalah, namun bagaimana dengan keserupaan kita dengan Tuhan Yesus? Mungkin sering kita mendengar harus serupa dan segambar dengan Dia, namun apakah sudah sungguh-sungguh mengalaminya? Apakah karakter serta kelakuan kita memperlihatkan bahwa sungguh-sungguh sebagai pengikut Tuhan Yesus, hidup dalam Dia, dan mengasihi-Nya?
1 Yohanes 2 : 6 (AMD), "Siapa saja yang mengaku bahwa ia hidup di dalam Allah, maka ia harus hidup seperti cara Yesus hidup."
Barangsiapa mengatakan bahwa ia orang Kristen, ia harus hidup seperti Kristus. (FAYH)
Anyone who claims to be intimate with God ought to live the same kind of life Jesus lived. (MSG)
Roma 8 : 29 (FAYH), "Sebab dari permulaan sekali Allah memutuskan bahwa mereka yang datang kepada-Nya -- dan Ia sudah mengetahui siapa yang akan datang kepada-Nya -- harus menjadi seperti Anak-Nya, sehingga Anak-Nya menjadi yang Sulung dengan banyak saudara."
God knew what he was doing from the very beginning. He decided from the outset to shape the lives of those who love him along the same lines as the life of his Son. The Son stands first in the line of humanity he restored. We see the original and intended shape of our lives there in him. (MSG)
God knew previously that we would believe in him (would be saved). We are those who God also decided previously would have a character like his Son's character. The result of that is that Christ is like a firstborn/highest-ranking son, and those/we who are God's children are like many younger brothers of Jesus. (DEIBLER)
~ FG