Kemarin, kita telah membahas mengenai Daniel, hari ini kita akan sejenak mempelajari tentang Yusuf suami Maria, ibunda Yesus.
Ketika masa-masa menjelang, sesaat, serta setelah kelahiran Tuhan Yesus, Alkitab menjelaskan secara gamblang maupun tersirat tentang beberapa teladan Yusuf melalui apa pun yang ia alami serta lakukan.
Pertama, saat hendak diam-diam memutuskan hubungannya dengan Maria karena kabar ilahi yang ia dengar bahwa calon tunangannya tersebut mengandung, namun ia tidak mau memfitnah maupun menjelek-jelekkan nama Maria, sebab Yusuf ialah seorang yang bersih hatinya. Yusuf adalah orang yang tulus, bagaimana dengan kita?
Matius 1 : 19 (TSI), "Yusuf, tunangan Maria, adalah seorang yang jujur dan baik hati. Ketika Maria memberitahukan kepada Yusuf tentang kehamilannya, Yusuf tidak mau mempermalukan Maria di depan umum dengan mengatakan bahwa Maria sudah melakukan percabulan. Jadi, dia berencana memutuskan pertunangannya dengan Maria secara diam-diam."
Joseph, whom people considered to be her husband, was a man who obeyed God's commands. One of those commands was that men must divorce women who had acted immorally. So when Joseph learned that Mary was pregnant, he assumed that she was pregnant as a result of her acting immorally. So he decided to divorce her/to break the engagement. But because he did not want to shame her publicly, he decided to divorce her privately. (DEIBLER)
Kedua, saat malaikat Allah menasihatinya supaya ia menikahi Maria serta menamakan Anak yang akan dilahirkannya Yesus, maka Yusuf patuh, menaati perkataan malaikat Tuhan itu. Di lain kesempatan pun, ia senantiasa menunjukkan sikap taat seperti itu. Selain tulus, Yusuf memiliki sikap hati yang patuh serta taat, apakah kita pun mau menunjukkan sikap hati seperti itu?
Matius 1 : 24, "Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya."
Then Joseph woke up. He did exactly what God's angel commanded in the dream: He married Mary. (MSG)
Ketiga, tidak hanya tulus, jujur, baik, bijak, serta taat, mungkin karena latar belakangnya sebagai seorang tukang, Yusuf pun seorang yang rajin. Bagaimana dengan banyak dari kita, apakah berperilaku sebagai orang yang rajin juga serta tekun di berbagai kesempatan, terutama pada masa kritis maupun krisis seperti saat-saat ini? Bahkan tanpa karakter kerajinan, agaknya sifat-sifat baik lainnya akan terasa percuma. Sebab, mungkin sikap rajinlah yang menjadi motor atau penggerak bagi semuanya itu.
Matius 2 : 13 – 14 (BIS), "Setelah ahli-ahli bintang itu berangkat, malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Yusuf di dalam mimpi. Malaikat itu berkata, 'Herodes bermaksud mencari Anak itu untuk membunuh Dia. Karena itu bangunlah, bawalah Anak itu dengan ibu-Nya mengungsi ke Mesir. Tinggallah di sana sampai Aku berbicara lagi kepadamu.' Yusuf bangun, dan malam itu juga ia membawa Anak itu dengan ibu-Nya mengungsi ke Mesir."
Matius 2 : 19 – 21 (BIS), "Sesudah Herodes meninggal, ketika Yusuf masih di Mesir seorang malaikat Tuhan menampakkan diri lagi kepada Yusuf di dalam mimpi. Malaikat itu berkata, 'Orang-orang yang mau membunuh Anak itu sudah meninggal. Karena itu bangunlah, ambil Anak itu dengan ibu-Nya dan kembalilah ke Israel.' Yusuf pun bangun, lalu membawa Anak itu dengan Maria kembali ke Israel."
Later, when Herod died, God's angel appeared in a dream to Joseph in Egypt: "Up, take the child and his mother and return to Israel. All those out to murder the child are dead." Joseph obeyed. He got up, took the child and his mother, and reentered Israel. (MSG)
But after Herod's death an angel of the Lord appeared in a dream to Joseph in Egypt and said, "Now get up and take the infant and his mother with you and go into the land of Israel For those who sought the child's life are dead." So Joseph got up and took the little child and his mother with him and journeyed towards the land of Israel. (Phillips NT)
~ FG