Kemarin ketika kami, saya dan putri saya berolahraga sore untuk mengikuti kegiatan virtual run yang diselenggarakan oleh PDJRunners (Pemprov DKI Jakarta Runners) guna merayakan 495 tahun usia kota Jakarta, putri kami itu sepertinya masih belum dapat berfokus menyelesaikan jarak yang mesti diselesaikan.
Alih-alih, dia malah asyik mengutak-atik gawainya daripada berfokus menuntaskan apa yang menjadi tujuan kami lumayan jauh pergi ke sebuah track lari untuk berlari 4,95 kilometer sesuai aturan dari PDJRunners.
Saya sih hanya memakluminya saja karena mungkin dia masih anak-anak, meski sudah berusia 12 tahun, namun mungkin perlu juga untuk belajar berfokus.
Bagaimana dengan kita sendiri, apakah kecenderungan kita pun ialah mudah terdistraksi, ataukah benar-benar sigap berfokus dalam mengerjakan ataupun menyelesaikan apa yang menjadi tugas serta tujuan kita?
Mungkin kita pun sedang tidak lagi benar-benar berfokus pada apa yang Allah ingin kita kerjakan di dalam hidup ini. Ke mana hati, perkataan, mata, pikiran, atau langkah kaki kita mengarah saat ini, itulah yang menjadi fokus hidup kita.
Efesus 4 : 1, "Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu."
Saya adalah orang yang dipenjara karena bekerja untuk Tuhan. Saya minta dengan sangat supaya kalian hidup seperti yang diinginkan oleh Allah. Sebab, kalian sudah dipanggil oleh Allah untuk menjadi umat-Nya. (BSD)
SAYA, yang dipenjarakan karena melayani Tuhan, mohon supaya Saudara sekalian hidup dan berkelakuan sebagaimana patutnya bagi orang yang telah dipilih untuk mendapat berkat-berkat yang indah seperti ini. (FAYH)
Apa pun yang terjadi dalam kehidupan rasul Paulus pun setelah bertobat serta mengalami kelahiran baru, yang mungkin saja terjadi penderitaan lebih berat daripada sebelumnya yang pernah ia alami, namun beliau tetap dapat berfokus untuk menyelesaikan serta melakukan kehendak-Nya.
Mungkin saat ini kita sedang kehilangan fokus, bahkan secara sengaja ataupun perlahan menjauhkan diri dari fokus dan prioritas utama kita. Jika seperti demikian, mari kembalilah dan selalu menetap di dalam tujuan, fokus, serta panggilan hidup kita masing-masing yang dari Dia.
Matthew Henry pernah berkata, "Let no man set his heart on that which he is not entitled to," atau janganlah seseorang menetapkan, meletakkan hatinya pada apa pun yang bukan menjadi panggilan hidupnya.
~ FG