Sering kali mungkin kita berharap mendapat berkat atau balasan yang setimpal dari Tuhan atas perbuatan baik yang kita lakukan, bukan? Namun, sadarkah kita kerap pula Ia tidak melakukan apa yang sepatutnya kita terima oleh karena perbuatan salah kita ataupun dosa-dosa yang kita perbuat?
Mazmur 103 : 10, "Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita."
Ia tidak menghukum kita untuk segala dosa kita sebagaimana patut bagi kita. (FAYH)
Kita telah berdosa terhadap Allah, tetapi Ia tidak menghukum kita sesuai dengan yang pantas kita terima. (VMD)
Dengan demikian, mengapa kita sepertinya cenderung menuntut balas setimpal terhadap kesalahan orang lain, dan bukannya belajar mengampuni? Catatan Full Life menyatakan, pengampunan ialah karunia pertama serta paling penting yang dapat kita terima dari-Nya, sebab melaluinya kita dipulihkan kepada Allah dan ditebus dari kebinasaan.
Allah pun telah memahkotai kita dengan kasih setia-Nya yang berlimpah-limpah. Dia menunjukkan panjang sabar-Nya dan acap tidak menghukum umat-Nya secara keras yang setimpal dengan kesalahan mereka. Namun, jangan juga kita mempermainkan dan menjadikan sebagai kesempatan untuk terus-menerus memberi kesempatan pada dosa.
Matthew Henry mengingatkan kebaikan serta belas kasihan Allah, bahwa andaikata Ia bukan Allah yang penyabar, kita pasti sudah lama binasa berada di neraka. Tetapi, tidaklah dibalas-Nya setimpal seturut kesalahan kita, tidak menimpakan penghakiman atau penghukuman yang sepantas kita peroleh, ataupun menjauhkan penghiburan dan penguatan yang seharusnya membuat kita memandang dosa dengan lebih buruk.
Mazmur 130 : 3, "Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?"
Jika Engkau terus mengingat dosa kami, ya TUHAN, siapakah dapat tahan? (BIS)
TUHAN, jika Engkau selalu mengingat dosa-dosa kami, siapakah yang akan didengar doa-doanya? Tetapi Engkau maha pengampun supaya orang takut dan hormat kepada-Mu. (FAYH)
Roma 2 : 4 (BSD), "Atau mungkin kalian pandang enteng Allah sebab Ia sangat baik dan sabar terhadap kalian sehingga Ia tidak segera menghukum kalian? Pasti kalian tahu bahwa Allah itu baik, sebab Ia mau kalian berhenti berbuat dosa."
Apakah Saudara tidak menyadari kesabaran-Nya terhadap Saudara? Atau tidakkah Saudara peduli? Tidakkah Saudara menyadari bahwa selama ini Ia menangguhkan hukuman-Nya, supaya Saudara dapat berpaling dari dosa? Maksud kebaikan-Nya ialah untuk membawa Saudara kepada pertobatan. (FAYH)
~ FG