Beberapa hari yang lalu kami, saya dan istri, harus antre beberapa lama, hampir sejam di pintu keluar gerbang tol. Biasanya padahal tidak selama itu. Apa pasal? Sebabnya ternyata karena hujan turun, maka petir menyambar salah satu alat pembayaran sehingga error, dan yang berfungsi hanya satu mesin di pintu keluar untuk puluhan mobil lewat.
Bukankah tidak suka kita berlama-lama terjebak di kemacetan?
Jika sebagian besar kita saja tidak suka berlama-lama terjebak macet di jalan yang mungkin merupakan hal agak remeh, mengapa kita sepertinya malah gemar terjebak berlama-lama dalam proses yang Tuhan izinkan terjadi bagi diri kita? Padahal pastilah Ia ingin supaya kita dapat segera lulus serta menang di proses pembentukan tersebut, terutama karakter kita.
Banyak kita mungkin masih seperti orang Israel yang butuh waktu 40 tahun lamanya berputar-putar, berlama-lama di padang gurun sebelum mencapai Tanah Perjanjian. Sementara, kita tahu, ada jarak yang bisa ditempuh secara cepat, kurang lebih 12 hari perjalanan dari tanah perbudakan Mesir yang telah mereka tinggalkan menuju Tanah Perjanjian dari Tuhan.
Mengapa selama itu? Salah satunya ialah karena ketidaktaatan mereka, ataupun supaya membentuk karakter serta mendidik mental mereka.
Bagaimana dengan kita saat ini? Adakah proses yang sedang kita hadapi untuk membentuk serta mendidik kita? Jika kita taat atau tidak, itu akan menentukan lama-cepatnya kita lulus serta menang. Janganlah memilih berlama-lama dalam kungkungan dosa serta ketidaktaan. Sebab ada risiko atau dampak buruk dari ketidaktaatan, yaitu gagal menerima janji-janji Tuhan bagi kita apabila terus-menerus tidak taat atau keras hati. Ada harga lebih mahal yang harus dibayar oleh sebab ketidaktaatan.
Kisah Para Rasul 13 : 18, "Empat puluh tahun lamanya Ia sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun."
Selama empat puluh tahun mereka tinggal di padang belantara, Allah tetap sabar menghadapi tingkah laku mereka yang jahat. (TSI)
Bilangan 14 : 33 (VMD), "Anak-anakmu akan mengembara seperti gembala selama 40 tahun di padang gurun. Mereka menderita karena kamu tidak setia pada-Ku. Mereka menderita hingga kamu semua mati di padang gurun."
Kamu akan mengembara di padang gurun ini selama empat puluh tahun untuk membayar ketidaksetiaanmu, sampai kamu semua mati. (FAYH)
Kiranya penyembahan, pujian, pekerjaan, pendidikan, pelayanan—pendeknya, kehidupan setiap kita—disertai hati yang taat kepada Tuhan setiap waktu.
Mazmur 95 : 10, "Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku : 'Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku.'"
Empat puluh tahun lamanya Aku muak akan mereka; kata-Ku : Sungguh, bangsa itu tidak setia! Mereka tidak mengindahkan perintah-perintah-Ku. (BIS)
"Selama empat puluh tahun Aku memperhatikan mereka dengan kesal," kata TUHAN Allah. "Mereka adalah bangsa yang pikiran dan hatinya jauh daripada-Ku. Mereka tidak mau menerima hukum-hukum-Ku." (FAYH)
~ FG