Beberapa malam yang lalu, ketika menemani putra kami yang masih duduk di bangku TK belajar, saya melihatnya menuliskan angka secara belepotan, terutama angka 9. Masih salah atau belum benar caranya, yaitu garis melengkung dari bawah ke atas, lalu membuat lingkaran kecil untuk menutupnya. Demikian juga untuk angka-angka lainnya, seperti angka 1 yang menulisnya dari bawah lurus ke atas.
Selain itu, putra kami juga menunda-nunda mengerjakan yang sebaiknya segera dikerjakan. Walau masih anak-anak, tetapi sebaiknya belajar kebiasaan yang benar supaya akan terbawa serta sudah terbentuk saat dewasa.
Saya pun merasa ditegur oleh Tuhan bahwa kadang progres atau pertumbuhan kita dalam iman masih demikian—"belepotan". Perlahan-lahan dan memerlukan waktu lama.
Ps. Kevin Loo pernah membagikan bahwa memang pertumbuhan rohani kita perlu proses panjang serta progres. Bertumbuh perlahan, asalkan kita mau untuk tetap bergantung, berserah, dan berjalan bersama Bapa.
1 Korintus 13 : 11 (TSI), "Waktu saya masih kecil, saya berbicara, berpikir, dan membuat rencana seperti anak kecil. Tetapi waktu saya sudah menjadi dewasa, saya berhenti berbuat hal-hal yang bersifat seperti anak-anak."
Jelasnya begini: ketika saya masih kanak-kanak, saya berkata-kata dan berpikir seperti kanak-kanak. Tetapi sesudah menjadi dewasa, pikiran saya berkembang melampaui masa kanak-kanak saya dan sekarang segala hal yang kekanak-kanakan sudah saya tinggalkan. (FAYH)
When we were children, we talked like children talk, we thought like children think, we reasoned like children reason. But when we grew up, we got rid of our childish ways. Similarly, you need to get rid of your childish thinking about the abilities that the Spirit has given you. (DEIBLER)
Karenanya, mari terus mengandalkan Tuhan, melekat pada-Nya agar pertumbuhan kita makin nyata serta tidak terlalu memakan waktu berlama-lama, apalagi dari pihak kita apabila malas, menunda-nunda, dan ketidaktaatan.
Kolose 2 : 19 (TSI), "Orang-orang seperti itu tidak lagi bergantung pada Kristus sebagai kepala. Kita yang bersatu dengan Dia merupakan anggota tubuh-Nya di dunia ini. Hubungan itu diumpamakan seperti tubuh manusia. Anggota-anggota tubuh kita bisa bersatu dan bergerak bersama karena hubungan antara tulang dan otot. Begitu juga kita sebagai anggota tubuh Kristus: Sebagai kepala, Dia mengatur bagian-bagian tubuh-Nya dan memberikan segala sesuatu yang kita perlukan, supaya kita saling bersatu dan bertumbuh bersama sesuai kemauan Allah."
Mereka tidak lagi di bawah pengawasan Kristus selaku Kepala. Seluruh tubuh sebenarnya bergantung pada Kristus. Karena Kristus, maka seluruh anggota tubuh saling memperhatikan dan saling menolong. Itulah yang memperkuat tubuh dan mempersatukannya. Dengan demikian, tubuh bisa bertumbuh sesuai dengan yang diinginkan Allah. (VMD)
Tetapi mereka tidak dihubungkan dengan Kristus, yaitu Kepala bagi kita yang menjadi tubuh-Nya. Kita disatukan oleh otot-otot-Nya yang kuat dan kita dapat tumbuh, hanya apabila mendapat makanan serta kekuatan dari Allah. (FAYH)
~ FG