Kisah Para Rasul 20 : 23 – 25, "Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah."
Apakah rela kita menjadi "tawanan Roh", ataukah lebih memilih ditawan hal-hal lainnya seperti :
… dan lain-lain ?
Sebaliknya, jika rela menjadi tawanan Roh, kita akan peka terhadap suara-Nya yang menuntun dengan lembut, menerima karunia hikmat yang sering kali di luar pemikiran kita, penghiburan serta kekuatan yang tepat saat membutuhkannya.
Sekarang aku harus menaati Roh dan pergi ke kota Yerusalem. Aku sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi padaku di sana. Yang aku tahu, Roh Kudus telah mengingatkanku bahwa penjara dan kesengsaraan sudah menungguku di setiap kota. Tetapi, aku tidak menyayangkan nyawaku untuk dipertahankan. Hal penting yang aku ingin pertahankan adalah menyelesaikan tugas pelayanan yang diberikan Tuhan Yesus kepadaku. Tugas itu adalah memberitakan Kabar Baik tentang anugerah Allah. (Kis 20 : 23 – 25 AMD)
Tetapi sekarang saya wajib menaati Roh Allah yang menyuruh saya pergi ke Yerusalem. Dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan saya di sana. Lagipula, di setiap kota yang baru-baru ini saya kunjungi, Roh Kudus sudah memberitahukan bahwa nanti saya akan dipenjara dan mengalami penderitaan. Tetapi bagi saya, kesengsaraan itu bukan masalah. Mati pun saya tidak takut. Saya hanya ingin tetap berjuang dengan sukacita sampai garis akhir dan menyelesaikan tugas yang sudah Tuhan Yesus percayakan kepada saya, yaitu memberitakan Kabar Baik tentang keselamatan karena kebaikan hati Allah. (TSI)
Seperti halnya Paulus, ia menyerahkan hidupnya sepenuhnya pada Allah serta tuntunan Roh-Nya, apa pun penderitaan, penganiayaan, pergumulan--pendeknya apa pun yang dihadapinya. Yang terpenting baginya pun bukanlah mempertahankan hidup, melainkan dapat menunaikan dengan setia pelayanan yang Allah percayakan padanya.
Ini memang berat, tetapi Roh Allah pun akan mengaruniakan kemerdekaan. Namun, kemerdekaan yang disediakan-Nya itu bukanlah berarti mutlak bebas kita melakukan apa saja yang dikehendaki, melainkan lebih pada melaksanakan yang seharusnya kita kerjakan bersama-Nya, terutama dalam melayani Dia serta sesama. Kita menjadi hamba-Nya yang hidup bagi Dia oleh kasih karunia, bukannya tetap jadi budak dosa yang terus-menerus mengandalkan diri sendiri dan mengikuti kehendak pribadi saja.
Kiranya kehadiran Roh Kudus makin nyata dalam keseharian kita.
2 Korintus 3 : 17, "Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan."
Demikianlah kita yang percaya kepada-Nya— dengan pikiran yang sudah terbuka— memandang Tuhan Yesus dan mencerminkan kemuliaan-Nya! Maksud saya, hati dan pikiran kita diterangi oleh Roh Kudus. Dan di mana ada Roh Tuhan, di situ ada kebebasan dari peraturan dan hukum yang lama. Tuhan Yesus mengubahkan kita oleh Roh-Nya sehingga kita semakin sempurna memancarkan kemuliaan-Nya. (TSI)
Tuhan adalah Roh yang memberi kehidupan, dan di mana Ia berada, di situ ada kebebasan (dari usaha mencari keselamatan dengan jalan menaati hukum-hukum Allah.) (FAYH)
~ FG