Beberapa waktu lalu kita membaca soal mengalihkan pemikiran yang negatif sebab dapat begitu mempengaruhi secara buruk pula bagi kita.
Selain itu, ada yang sama pentingnya, yakni mengurangi maupun membuang beban-beban yang tidak perlu. Lari jarak jauh itu sendiri sudah cukup sulit, apalagi bila menambahinya dengan beban berat akan membuat kita semakin kesulitan, tidak efisien, serta buang-buang energi atau tenaga yang sebenarnya masih dapat digunakan dan dimanfaatkan nantinya.
Bagaimana dengan kehidupan iman maupun kekristenan kita? Adakah beban tidak perlu yang masih kita pikul seperti dosa, ketidakjujuran, ataupun hal salah lainnya? Penulis kitab Ibrani menyatakan:
Ibrani 12 : 1 (BIS), "Nah, mengenai kita sendiri, di sekeliling kita ada banyak sekali saksi! Sebab itu, marilah kita membuang semua yang memberatkan kita dan dosa yang terus melekat pada kita. Dan marilah kita dengan tekun menempuh perlombaan yang ada di depan kita."
Nah, sekarang saya mau menulis tentang kita sendiri. Kita seperti orang yang sedang berlomba. Kita dikelilingi banyak penonton. Beban yang ada pada kita menghalang-halangi kita untuk berlomba. Karena itu, kita harus membuang semua itu. Kita harus membuang dosa yang tidak mau lepas dari kita. Kita harus berlomba dengan tekun sambil melihat ke depan. (BSD)
Banyak orang beriman di sekeliling kita. Hidup mereka mengatakan kepada kita tentang arti iman, maka hendaklah kita seperti mereka. Marilah kita juga ikut bertanding dalam iman yang ada di hadapan kita dan jangan putus asa. Marilah kita menjauhkan semua hal yang dapat membuat kita berhenti. Dan marilah kita membuang dosa, yang dengan mudah menangkap kita. (VMD)
KARENA begitu banyak orang beriman memperhatikan kita, marilah kita menanggalkan segala sesuatu yang memperlambat atau menghambat kita, terutama dosa yang melilit kaki kita dengan erat dan merintangi jalan kita. Marilah kita berlari dengan sabar serta tekun dalam perlombaan yang disediakan oleh Allah di hadapan kita. (FAYH)
Full Life Notes mengingatkan, perlombaan ini merupakan ujian iman seumur hidup selama masih di dunia, harus dijalani dengan tekun, sabar, tabah, serta maju terus hingga garis akhir. Sadari bahaya terbesar adalah godaan untuk menyerah lagi pada dosa ataupun kembali mengasihi kehidupan yang duniawi.
Karena itu, mari tanggalkan beban yang tak perlu, sebab akan malah makin membebani. Sebaliknya, lebih baik memikul beban yang Tuhan Yesus percayakan bagi kita masing-masing dan menggebu-gebu dalam mengasihi Dia.
Dan janganlah pasang wajah yang masam.
Kejadian 4 : 6 (FAYH), "'Mengapa engkau marah?' tanya TUHAN kepadanya. 'Apa sebabnya engkau kelihatan muram dan geram?'"
TUHAN bertanya kepada Kain, "Mengapa engkau marah? Mengapa wajahmu tampak sedih?" (VMD)
GOD spoke to Cain: "Why this tantrum? Why the sulking?" (MSG)
~ FG