Bagaimana seandainya saat kita menerima kesempatan yang baru dari Tuhan atau melihat perbuatan-Nya yang ajaib, padahal kita merasa tidak layak untuk mendapatkan kebaikan-Nya, mestinya kita semakin mengakui kebesaran-Nya dan hormat serta takut akan Dia, bukan?
Nah, tidak halnya dengan Firaun.
Masihkah kita seperti itu?
Setelah sepuluh tulah dari Allah menimpanya dan rakyatnya, raja Mesir tersebut menepis kesempatan terakhir untuk membiarkan umat Israel keluar dari perbudakannya (Keluaran 14 : 1 – 14). Ia malah mengeraskan hati dengan cara memilih pasukan terbaik, melawan tangan Allah yang kuat, hendak membinasakan umat-Nya.
Dari perikop pasal tersebut saja dapat kita lihat—Firaun Bertindak untuk Penghabisan Kali. Pendek kata, ia memaksimalkan diri untuk hal yang salah. Andai ia penghabisan untuk sesuatu yang baik! Misalnya, membiarkan serta menolong orang Israel, alih-alih balik mengejar dan menyerang mereka.
Apa akibatnya? Raja Mesir serta pasukan pilihannya itu binasa di Laut Teberau. Sedangkan, orang Israel menerima keselamatan dan pertolongan Tuhan. Penyeberangan secara mukjizat dari tepi laut ke tepi lainnya, suatu jalur lebar mungkin beberapa kilometer, itu bukan peristiwa alamiah, melainkan ada tindakan ajaib dari Allah untuk mengingatkan kuasa-Nya yang berperang bagi umat yang mengandalkan, melibatkan, dan mengasihi Dia.
Kita pun hendaknya saat ada masalah-masalah serius, andalkanlah Allah, libatkan Dia, dan mohonkan pertolongan-Nya, daripada terus-menerus mengeluh apalagi menuduh Allah mengabaikan kita. Ia akan bertindak bagi kita.
Dan yang paling penting, jangan menjadi seperti Firaun yang memilih bertindak sendiri, mengeraskan hati, dan tidak menghormati Allah yang hidup.
Markus 8 : 35 (BSD), "Sebab, orang yang berusaha supaya ia hidup terus di dunia ini akan kehilangan hidup sejati dan kekal; tetapi orang yang tidak mementingkan hidupnya di dunia ini karena mau mengikut Aku dan karena percaya kepada kabar baik dari Allah, akan mendapat hidup sejati dan kekal."
For whoever wants to save his [higher, spiritual, eternal] life, will lose it [the lower, natural, temporal life which is lived only on earth]; and whoever gives up his life [which is lived only on earth] for My sake and the Gospel's will save it [his higher, spiritual life in the eternal kingdom of God]. (AMP)
Self-help is no help at all. Self-sacrifice is the way, my way, to saving yourself, your true self. (MSG)
"Setiap manusia diciptakan demi kemuliaan Pencipta mereka, dan terhadap mereka yang tidak memuliakan-Nya, Allah akan menyatakan kemuliaan-Nya atas mereka." ~ Matthew Henry
~ FG