Pada peristiwa penyerangan teroris terhadap menara gedung kembar WTC di New York, 9 September 2001 yang lalu, atau yang lebih dikenal dengan sebutan 9/11 (Nine Eleven), terdapat juga sebuah insiden di mana ada seorang wanita yang sempat diselamatkan dengan cara memaksanya masuk ke suatu toko oleh pemiliknya.
Namun, ketika sudah berada di dalam, wanita tersebut hampir menolak, meminta untuk keluar karena beberapa barangnya masih tertinggal di luar dan dia ingin mengambilnya. Tetapi, yang tidak dilihat dan disadarinya ialah debu-debut pekat akibat reruntuhan gedung tinggi yang hancur karena serangan teroris sedang melintasi jalanan depan toko.
Ketika menyadari bahwa gumpalan debu menyapu dan menyikat seluruh area itu, wanita tersebut mengucap syukur kepada pemilik toko yang telah menolong dan menariknya masuk. Sebab jika tidak, mungkin dia pun telah menjadi korban serta tidak terselamatkan.
Betapa terkadang kita pun mungkin seperti perempuan tersebut yang salah prioritas terhadap apa yang lebih penting, yakni barang-barang yang dapat dicari atau dibeli kembali daripada keselamatan nyawanya. Lagipula, bukankah segala produk ciptaan manusia itu pasti termakan usia, dapat rusak, cacat dan berkarat?
Jangan sampai kita pun memprioritaskan sesuatu yang salah.
Lukas 12 : 23 (TSI), "Karena tujuan hidupmu yang sebenarnya jauh lebih penting daripada soal makanan dan pakaian."
Karena dalam kehidupan ini ada yang jauh lebih penting daripada makanan dan pakaian. (FAYH)
There is far more to your inner life than the food you put in your stomach, more to your outer appearance than the clothes you hang on your body. (MSG)
~ FG