Daniel 3 : 16 – 18, "Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: 'Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.'"
Apa yang ibarat sedang menjadi api atau yang kita rasakan sebagai badai hidup saat ini? Atau, suatu pencobaan yang sangat-sangat berat?
Ikut Tuhan memang tidak menjamin bahwa semuanya akan serbamulus ataupun selalu baik-baik saja.
Namun, apa pun yang terjadi, kiranya kita dapat meniru teladan Sadrakh (Hananya), Mesakh (Misael) dan Abednego (Azarya) yang tetap setia, berpengharapan dan beriman kepada Allah, sekalipun nyawa mereka di ujung tanduk.
Mereka hanya mengandalkan Dia sebagai satu-satunya Sumber perlindungan serta kekuatan yang sejati. Dengan begitu, mereka pun menunjukkan bukti iman yang sesungguhnya, sebagaimana halnya orang-orang kudus-Nya di dalam Alkitab yang telah melewati ujian iman yang amat berat. Allah menyatakan kasih setia dan penyertaan-Nya bagi orang-orang yang sungguh-sungguh mengasihi Dia.
Daniel 3 : 24 – 25, "Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: 'Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?' Jawab mereka kepada raja: 'Benar, ya raja!' Katanya: 'Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!'"
Catatan Full Life pun menegaskan, orang keempat yang terlihat dalam dapur api itu mungkin malaikat ataupun manisfestasi dan prapenjelmaan dari Kristus yang diutus untuk melindungi ketiga sahabat Daniel tersebut serta mendampingi mereka saat mengalami cobaan yang berat. Ketiga nama mereka pun sesuai kelepasan yang Allah karuniakan bagi mereka, yaitu Hananya (Tuhan menunjukkan kasih karunia), Azarya (Tuhan menolong), dan Misael (yang setara dengan Allah, bahwa rupa orang keempat dalam dapur perapian itu seperti anak dewa).
Kiranya Allah pun menyatakan kesetiaan serta penyertaan-Nya dalam hidup kita senantiasa.
Mazmur 103 : 13 (BIS), "Seperti seorang bapak mengasihi anak-anaknya, begitulah TUHAN mengasihi orang yang takwa."
Ia bagaikan seorang bapa bagi kita, lemah lembut dan mengasihani orang-orang yang menghormati Dia. (FAYH)
As parents feel for their children, GOD feels for those who fear him. (MSG)
~ FG