Yeremia, nabi besar tersebut pernah memperoleh penglihatan tentang dua jenis keranjang buah ara. Keranjang pertama berisi buah ara yang sangat baik, keranjang kedua berisi buah ara jelek dan tidak dapat dimakan saking buruknya.
Buah ara yang baik melambangkan Yoyakhin yang bersedia ditawan, diangkut ke pembuangan, dibentuk, diproses oleh-Nya di sana dengan rendah hati. Allah memurnikannya melalui penderitaan atau pembuangan itu. Nama Yoyakhin atau Jeconiah sendiri adalah yang didirikan Tuhan (whom Jehovah establishes). Ia rela tunduk dibuang ke Babel di bawah pemerintahan Nebukadnezar, bahkan dipenjara selama tiga dasawarsa lebih. Namun, ia diperlakukan sebagai tawanan terhormat sebab ia tidak memberontak terhadap pendisiplinan-Nya, yaitu menyerahkan diri pada pasukan musuh.
Bahkan, setelah Nebukadnezar digantikan oleh Ewil-Merodakh, raja itu menunjukkan belas kasih terhadap Yoyakhin, memindahkannya dari penjara ke istana raja, berbicara baik-baik dengannya, kekayaannya dikembalikan, serta makan sehidangan bersama raja selama hidupnya (Yer. 52:31-33). Itu semua karena ia tidak memberontak terhadap didikan Tuhan.
Sementara itu, buah ara yang jelek melambangkan respons negatif Zedekia yang menolak teguran Allah sampai ia mengalami kemalangan yang parah (Yer. 24:8, 39:6). Padahal, arti namanya sendiri ialah Allah itu benar, ataupun Allah pertolongannya, namun ia tak hidup sesuai namanya, tidak benar-benar mengandalkan pertolongan Allah di saat apa pun, terutama kala penggemblengan-Nya. Sifat manusia memang cenderung semau sendiri, memberontak, tidak menuruti peraturan, serta menolak didikan-Nya.
Tetapi, ada kasih karunia Tuhan bagi kita yang sungguh-sungguh bertobat (Yer. 24:5-7). "Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita" (Mzm. 103:10).
Pilihlah, bagaimana kita merespons hari ini yang dapat menentukan, mempengaruhi masa depan kita. Dia memiliki rencana atas hidup kita, karena itu tetaplah dekat dan mengikuti Dia. Seperti halnya yang pernah dialami Daud, Tuhan memulihkan serta memberkati kehidupannya karena ia mau menerima teguran melalui nabi Natan. Bisa saja Daud marah, mengeraskan hati, dan tidak mengakui dosa, tetapi ia mau menjadi benar di mata Allahnya.
Teguran dan didikan apa yang sekiranya kita terima hari ini? Jangan biarkan berlalu begitu saja. Jika kita peka dan intim dengan Tuhan, kita akan menyadari dan mendengarkan suara-Nya yang sesungguhnya penuh kasih.
~ FG