Mazmur 19 : 13, "Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari."
Tetapi bagaimana aku tahu tentang dosa-dosa yang tersembunyi dalam hatiku? Sucikan aku dari kesalahan-kesalahan yang tersembunyi ini. (FAYH)
None of us can see our own errors; deliver me, LORD, from hidden faults! (GNB)
Sebagai orang yang percaya pada Tuhan Yesus, mungkin kita berusaha bahkan dengan keras supaya dapat mengasihi, melayani dan menaati Allah dengan segenap hati.
Namun, oleh karena dalam hidup ini kita sebagai manusia yang masih tidak sempurna serta punya banyak kelemahan serta kekurangan, maka kerap kita tidak menyenangkan hati-Nya dan terkadang gagal melakukan apa yang sesungguhnya dikehendaki Allah tanpa menyadarinya, sehingga memerlukan pengampunan Allah untuk kesalahan maupun pelanggaran seperti itu.
Sekalipun mengerti kehendak-Nya pun bisa saja kita tergelincir dan terjatuh dalam memilih hal yang salah, bukan?
Mari selidiki manusia batin maupun hati kita masing-masing serta memohon belas kasih Allah agar dapat melawan tipu daya dosa dan tetap hidup dalam kasih karunia-Nya saja.
Matthew Henry mengingatkan, orang-orang yang merasa sudah melakukan yang terbaik sekalipun mestilah mewaspadai diri sendiri mungkin telah berbuat banyak kesalahan yang tidak disadari, lalu berdoa kepada Allah supaya dibersihkan dari semuanya itu. Sebab, dosa-dosa akibat kelemahan dan kecerobohan kita serta yang tersembunyi, akan tetap membinasakan seandainya Allah memperlakukan sesuai yang patut kita terima. Bahkan, kesalahan yang tidak disadari pun bisa mencemari dan membuat kita tak layak masuk dalam persekutuan dengan Allah. Namun, jika segala kesalahan itu diampuni, maka kita pun dibersihkan dari semuanya itu. Kemudian, setelah menyesali keberdosaan dan menerima pengampunan, jagalah jangan kembali di dalamnya ataupun menjadi bebal.
"Sekali kita mengenal Dia dan diubah oleh-Nya," kata John Utley, "kita ingin hidup dengan cara yang menyenangkan hati-Nya. Sebuah cara hidup yang membawa orang lain kepada-Nya. Sebab, pengampunan sejati harus menghasilkan suatu kehidupan yang berubah, yakni yang bersifat kudus. Sasaran dari iman alkitabiah bukanlah sekadar berada surga saat kita meninggal kelak, melainkan lebih pada keserupaan dengan teladan Kristus di manapun kita berada sekarang."
~ FG