Jika kita telah menikah dan menjadi pasangan suami-istri, hendaknya kita mau meneladan dan menjadi seperti Priskila dan Akwila yang bersehati dalam melakukan apa yang baik, terutama pelayanan bagi Tuhan.
Kisah Para Rasul 18 : 26, "Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah."
1 Korintus 16 : 19, "Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila dan Jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu."
Roma 16 : 3, "Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus."
Sejak pertama kali Paulus berjumpa mereka di Korintus dalam pemberitaan Injil, suami-istri tersebut bekerja giat dalam melayani Allah dan menjadi rekan sekerja bagi Paulus dengan mengajar orang lain serta mendukung pelayanannya. Orang-orang yang memberi diri dalam keluarga maupun lingkungan untuk berbuat baik kepada orang lain adalah teman sekerja bagi para pelayan Tuhan yang setia.
Priskila sebagai istri yang baik pun begitu sungguh-sungguh menjalani ibadahnya, sehingga namanya sering kali disebut terlebih dahulu oleh rasul Paulus. Seorang perempuan saleh, dalam hal ini ibu ataupun istri, yang mengurus rumah tangganya dengan baik akan sangat berpengaruh dalam peningkatan iman keluarganya.
Orang yang benar-benar saleh, seperti halnya Priskila serta Akwila, akan senantiasa memelihara imannya ke manapun mereka pergi, sama-sama haus dan lapar akan hadirat Allah serta firman-Nya, bersepakat dalam doa dan melakukan apa yang benar. Sebab ada kuasa serta kekuatan dalam sebuah kesepakatan.
Bukan seperti—dan janganlah meniru—sepasang suami-istri yang lain, yakni Ananias dan Safira, yang bermufakat melakukan apa yang salah dan jahat sehingga mesti menuai akibat yang buruk pada akhirnya.
"Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah. Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tetapi Petrus berkata: 'Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?' … Kata Petrus kepadanya: 'Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?' Jawab perempuan itu: 'Betul sekian.' Kata Petrus: 'Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar.'" (Kisah Para Rasul 5 :1 – 3, 8 – 9)
~ FG