Ibadah disertai rasa cukup memberi keuntungan besar. Pernahkah kita bertanya-tanya apa artinya?
1 Timotius 6 : 6 (TSI), "Tetapi secara rohani kita sungguh mendapatkan kekayaan besar—kalau kita merasa puas dengan apa yang kita miliki dan tetap hidup sesuai dengan kehendak Allah."
Apakah engkau ingin menjadi benar-benar kaya? Sesungguhnya engkau sudah kaya, apabila engkau bahagia dan baik hati. (FAYH)
A devout life does bring wealth, but it's the rich simplicity of being yourself before God. (MSG)
Paulus mengingatkan Timotius waktu itu, janganlah seperti para guru palsu di kota Efesus yang walau memang tampaknya menjalankan ibadah secara lahiriah, namun tujuannya supaya mengejar keuntungan pribadi maupun memperoleh kekayaan. Bukannya motivasi murni ingin mengajar umat maupun mengejar Allah, mereka dirongrong keserakahan serta semata-mata menganggap kekayaan ialah tanda Allah mendukung pengajaran mereka, yang sebenarnya salah serta penuh kepalsuan.
Berbeda dengan Paulus yang telah belajar menguasai maupun mencukupkan diri dalam segala hal maupun keadaan, serta merindukan kemajuan dan pertumbuhan rohani jemaat.
Bagaimana dengan kita sendiri? Apakah melayani, mencari dan mengikut Allah sesungguhnya supaya sekadar dilayani, diberkati dan dipuji?
Matthew Henry mengatakan, jika seseorang mempunyai sedikit harta di dunia, namun cukup untuk menopang hidupnya, maka ia tidaklah terlalu perlu menginginkan lebih banyak lagi. Ibadahnya yang disertai hartanya yang tak seberapa itu justru adalah keuntungan baginya. Dan orang-orang yang benar-benar menyadari rasa berkecukupan dengan ibadah, mereka tentunya paling berbahagia di dunia yang sementara ini.
Filipi 4 : 11 – 12 (FAYH), "Saya mengatakan ini bukan karena saya dalam kekurangan, sebab saya telah belajar tetap bersukacita, baik saya memiliki banyak maupun sedikit. Saya dapat hidup seadanya. Saya telah mempelajari rahasia untuk merasa puas dalam segala keadaan, baik kenyang atau lapar, baik berkelebihan atau berkekurangan."
Actually, I don't have a sense of needing anything personally. I've learned by now to be quite content whatever my circumstances. I'm just as happy with little as with much, with much as with little. I've found the recipe for being happy whether full or hungry, hands full or hands empty. (MSG)
I am not complaining about having too little. I have learned to be satisfied with whatever I have. I know what it is to be poor or to have plenty, and I have lived under all kinds of conditions. I know what it means to be full or to be hungry, to have too much or too little. (CEV)
Lagipula, ada hal-hal yang lebih patut kita syukuri, seperti pemeliharaan Tuhan untuk hidup maupun keluarga kita sampai hari ini. Karenanya, marilah belajar beribadah serta berusaha mengejar Allah disertai rasa cukup atas apa pun yang masih kita miliki. Tetap mengandalkan Allah dalam segala sesuatu. Sebab pengharapan sejati kita ialah Allah sendiri, dan bukan harta kekayaan ataupun yang lainnya.
Mazmur 37 : 16 (FAYH), "Lebih baik memiliki sedikit dan hidup benar daripada memiliki kekayaan orang jahat."
Less is more and more is less. One righteous will outclass fifty wicked. (MSG)
It is better to live right and be poor than to be sinful and rich. (CEV)
~ FG