Bersyukurlah apabila kita ditegur, dikoreksi, dan dididik oleh Allah, sebab itu menandakan Ia mengasihi, memperhatikan serta masih memberi kita kesempatan.
Amsal 3 : 11, "Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya."
Anakku, janganlah meremehkan didikan Tuhan, janganlah mengabaikan teguran-Nya. (KSKK)
Hai anak muda, janganlah engkau marah apabila Allah mendidik dan menghajar engkau karena penghukuman-Nya membuktikan kasih-Nya. Sama seperti seorang ayah menghajar anak yang disayanginya untuk memperbaiki kelakuan anak itu, demikianlah TUHAN menghajar engkau. (FAYH)
Seperti halnya seorang ayah yang pernah menegur, membimbing, bahkan menghajar kita, namun kita menghormatinya, kadang Allah pun mengizinkan kita mengalami berbagai kesulitan serta pencobaan yang datang silih berganti agar kita lebih menghormati kekudusan-Nya dan menyesuaikan diri dengan kehendak-Nya bagi hidup kita.
Ibrani 12 : 5 – 6, 9 – 10, "Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: 'Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya."
Sudah lupakah Saudara akan firman Allah yang disampaikan kepada Saudara sebagai anak-Nya? Ia berkata, "Anak-Ku, janganlah engkau marah apabila Tuhan menghukummu. Janganlah putus asa, apabila kesalahanmu ditunjukkan kepadamu. Karena, apabila Tuhan menghukum engkau, itu membuktikan bahwa Ia mengasihi engkau. Apabila engkau dicambuk-Nya, maka itu membuktikan bahwa engkau benar-benar anak-Nya."
Kita semua mempunyai bapa di dunia ini, yang menghukum kita. Dan kita menghormati bapa kita, jadi hal yang lebih penting adalah kita menerima hukuman dari Bapa semua roh. Jika kita melakukan itu, kita akan menerima hidup. Dengan segala kemampuan yang ada padanya, bapa kita mendidik kita selama beberapa tahun saja, tetapi didikan Allah itu selalu benar dan demi kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. (FAYH)
So don't feel sorry for yourselves. Or have you forgotten how good parents treat children, and that God regards you as his children? My dear child, don't shrug off God's discipline, but don't be crushed by it either. It's the child he loves that he disciplines; the child he embraces, he also corrects. We respect our own parents for training and not spoiling us, so why not embrace God's training so we can truly [live]? While we were children, our parents did what [seemed] best to them. But God is doing what is best for us, training us to live God's holy best. (MSG)
Didikan Tuhan bagi kita sebagai orang percaya saat menghadapi penderitaan yang diizinkan-Nya terjadi dalam kehidupan kita membuktikan bahwa kita adalah anak-anak-Nya, dan semua itu merupakan jaminan kasih serta perhatian Allah, serta agar kita mendapat bagian dan tetap hidup dalam kekudusan-Nya.
Terimalah didikan Tuhan supaya kita dapat tetap bertahan dalam kesukaran, dengan pimpinan-Nya, tunduk pada kehendak-Nya dan setia kepada-Nya. Sebab, meski berada di bawah kehendak Allah, mungkin masih ada kesulitan karena perjuangan rohani melawan si jahat, ujian iman untuk memperkuatnya maupun pelayanan dan panggilan hidup kita, ataupun persiapan menghibur saudara seiman lain yang mengalami hal yang sama, terutama menyatakan kasih dan kuasa Tuhan Yesus.
Janganlah menolak, mengeraskan hati ataupun tidak mendengarkan teguran, arahan serta nasihat Tuhan. Jika respons kita benar, karakter kita akan semakin naik kelas serta Allah mencurahkan berkat-Nya bagi kita. Melalui setiap bentuk kesengsaraan, carilah wajah Allah saja, periksa dan introspeksi kehidupan kita masing-masing, serta tinggalkan segala jalan yang jahat ataupun sesuatu yang bertentangan dengan kehendak dan kekudusan-Nya.
Ulangan 8 : 16, "Dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya."
Dia juga yang memberi makanan manna kepadamu di padang belantara, yaitu makanan yang tidak pernah dikenal oleh nenek moyangmu. Dia mengujimu untuk menjadikanmu rendah hati agar segala sesuatu akhirnya membawa kebaikan untukmu. (AYT)
The God who gave you manna to eat in the wilderness, something your ancestors had never heard of, in order to give you a taste of the hard life, to test you so that you would be prepared to live well in the days ahead of you. (MSG)
~ FG