Seorang prajurit elit Jepang, Hiroo Onoda, pernah menerima tugas ke Pulau Lubang, Filipina untuk menyerang maupun mempertahankan wilayah jajahan pada saat Perang Dunia II.
Ketika PD usai, Agustus 1945, Jepang menyerah pada pihak sekutu setelah beberapa waktu Amerika mengebom atom dua kota besar negara itu, Onoda yang tidak mendengar kabar awal karena bersembunyi di hutan, menolak menyerah meski berbagai cara dilakukan negaranya maupun pihak lokal Filipina untuk memberitahu bahwa perang telah usai.
Berapa lama Hiroo Onoda menolak menyerah? Bayangkan, 29 tahun! Mengapa? Karena ia ingin menepati janji kepada komandannya untuk tidak pernah menyerah, kecuali pemimpinnya sendiri yang memerintahkan berhenti mengangkat senjata.
Sampai akhirnya, pada Maret 1974, komandannya yang selesai berdinas dan bahkan telah menjadi penjual buku, menjemputnya sesuai penugasan pemerintahan bangsa Jepang sehingga Hiroo Onoda pun mau menyerahkan diri.
Hiroo Onoda merasa dan berpikir waktu itu perang belum berakhir. Semangat juangnya adalah suatu hal yang luar biasa, belum lagi mesti mempertahankan diri dan hidupnya selama beberapa tahun di hutan seorang diri.
Namun, ada perang yang memang belum berakhir dalam kehidupan setiap kita, yaitu peperangan ataupun perlombaan rohani. Musuh atau Iblis akan berusaha untuk menjatuhkan, meruntuhkan dan menghancurkan iman, kasih serta kesetiaan kita kepada Tuhan.
Lukas 4 : 13 (BIS), "Setelah Iblis selesai mencobai Yesus dengan segala macam cara, ia meninggalkan Yesus dan menunggu waktu yang baik."
Setelah Iblis mengakhiri pencobaannya, ia meninggalkan Yesus untuk sementara waktu. (FAYH)
Then, after the devil had finished trying to tempt Jesus in many ways, he left him. He wanted to try to tempt him later at an appropriate time. (DEIBLER)
Tetapi, hendaknya kita terus berjuang bersama pertolongan Roh Allah. Tetap pikul salib setiap hari—mati bagi diri sendiri dan hidup bagi Tuhan.
Ibrani 12 : 1, "Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita."
Jadi, Saudara-saudari, mengingat betapa banyaknya pahlawan iman yang sudah mendahului kita dan sekarang sedang menantikan kita, marilah kita mengikuti teladan mereka! Buanglah semua beban dan dosa yang menghalangi kita dalam pertandingan yang sudah ditetapkan Allah untuk kita jalani. Marilah kita terus berjuang sampai akhir. (TSI)
Nah, sekarang saya mau menulis tentang kita sendiri. Kita seperti orang yang sedang berlomba. Kita dikelilingi banyak penonton. Beban yang ada pada kita menghalang-halangi kita untuk berlomba. Karena itu, kita harus membuang semua itu. Kita harus membuang dosa yang tidak mau lepas dari kita. Kita harus berlomba dengan tekun sambil melihat ke depan. (BSD)
Kejadian 39 : 10, "Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia."
Tetapi dari hari ke hari perempuan itu terus-menerus merayu dia, walaupun Yusuf menolak dan sedapat mungkin menjauhkan diri daripadanya. (FAYH)
And day after day she went on requesting Joseph to come to her and be her lover, but he would not give ear to her. (BBE)
~ FG