Sebuah sinema drama berjudul Redeeming Love, menggambarkan tentang seorang tokoh bernama Michael, seorang pekebun yang jatuh hati serta menerima dan terus-menerus mengampuni, serta senantiasa mengasihi Angel, seorang tokoh perempuan tunasusila.
Angel, atau yang bernama asli Sarah itu pun larut ataupun terpaksa memilih jalan hidup demikian karena latar belakang serta masa lalu hidupnya yang kelam. Namun, Michael gigih memperjuangkan cintanya, menerima Sarah apa adanya, meski pada akhirnya harus memberi pilihan bebas untuknya apakah mau membalas balik kasihnya atau tidak, serta menunggu waktu lama sampai menyadari, pulang kembali kepada Michael, dan menetapkan hati pada satu pria.
Sesungguhnya, alur kisah di atas pun merupakan adaptasi pengalaman nyata yang dialami nabi Hosea yang menaati perintah Allah untuk menikahi seorang perempuan sundal, yakni Gomer, untuk menggambarkan betapa Ia berulang-ulang kali menerima umat-Nya, Israel, yang tidak setia. Sebab belas kasih Allah melebihi belas kasih manusia manapun.
Dan bukankah dalam kehidupan kita sendiri pun tergambar betapa Tuhan Yesus telah sering kali menyatakan belas kasih-Nya bagi kita? Ia menerima kita apa adanya dan terus-menerus membawa serta memproses kita supaya menuju karakter yang berkenan di hadapan-Nya.
Kolose 3 : 12, "Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran."
Saudara adalah umat Allah. Allah mengasihi kalian dan memilih kalian untuk menjadi milik-Nya yang khusus. Itulah sebabnya kalian harus menunjukkan belas kasihan, kalian harus baik hati, rendah hati, lemah lembut, dan tahan menderita. (BIS)
Oleh karena itu Saudara-saudari, biarlah sifat-sifat ini menjadi seperti pakaian baru untuk kita yang sudah dipilih, dikasihi, dan disucikan oleh Allah sebagai umat-Nya sendiri: saling mengasihani dalam kesusahan, selalu murah hati, rendah hati, lemah lembut, dan sabar terhadap orang lain. (TSI)
Matthew Henry mengatakan, "Kita tidak hanya perlu menanggalkan amarah serta rasa geram, melainkan pula mesti mengenakan belas kasihan dan kemurahan. Bukan hanya berhenti berbuat apa yang jahat, tetapi juga belajar untuk berbuat baik. Bukan hanya tidak menyakiti, melainkan pun sebisa mungkin melakukan apa yang baik kepada semua orang."
Selama masih hidup di dunia yang penuh dosa ini pun, mungkin ada begitu banyak kebejatan dalam hati kita serta kesalahpahaman ataupun pertengkaran. Namun pada saat-saat semacam itu, kiranya kita memiliki belas kasihan. Saling mengampuni, dan bukan menyimpan dendam. Sebab salah satu tanda kita diampuni ialah mau mengampuni orang lain. Dan pengampunan terhadap orang lain bukanlah dasar pengampunan, melainkan buahnya.
Hosea 6 : 6 (MILT), "Sebab Aku menyukai kemurahan dan bukan kurban, dan pengenalan akan Allah lebih daripada persembahan-persembahan bakaran."
I want you to be merciful; I don't want your sacrifices. I want you to know God; that's more important than burnt offerings. (NLT)
I'm after love that lasts, not more religion. I want you to know GOD, not go to more prayer meetings. (MSG)
~ FG