Masihkah kita melakukan saat teduh pribadi maupun mezbah doa dan membaca firman Tuhan bersama keluarga? Ataukah sudah beberapa waktu lamanya kita tidak melakukannya lagi, entah karena berbagai alasan apa pun?
Doa dan firman adalah kekuatan bagi kita.
Karena itu, siapa pun kita serta apa pun yang terjadi dan sedang kita hadapi, maukah kita untuk tetap setia dan konsisten bersaat teduh, berdoa maupun mengadakan mezbah keluarga?
Patrick Peyton pernah mengatakan, "The family that prays together, stays together," keluarga yang menyediakan waktu untuk berdoa bersama, akan tetap kuat, bersatu hati, serta terus bersama-sama oleh karena Tuhan. Bahkan, dapat mengubahkan atmosfer dalam rumah kita menjadi lebih indah dan berbeda.
Kita bisa saja kehilangan hal-hal lain ataupun materi, tetapi jangan sampai hilang mezbah dan waktu-waktu berdoa bersama kita dalam keluarga. Sebab membangun rumah tangga itu tidak mudah. Namanya saja juga membangun, jadi mesti memperhatikan cara membangunnya, bahan-bahannya, dan apa dasar di rumah tangga itu. Jadi, kita memerlukan kuasa dan pertolongan-Nya. Ia rindu menuntun kita melewati padang-padang gurun kehidupan.
2 Timotius 1 : 5, "Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu."
Aku tahu betapa besar imanmu kepada Tuhan, seperti halnya iman ibumu Eunike dan nenekmu Lois; dan aku yakin bahwa imanmu di dalam Dia tetap sebesar semula. (FAYH)
I am calling up memories of your sincere and unqualified faith (the leaning of your entire personality on God in Christ in absolute trust and confidence in His power, wisdom, and goodness), [a faith] that first lived permanently in [the heart of] your grandmother Lois and your mother Eunice and now, I am [fully] persuaded, [dwells] in you also. (AMP)
~ FG