Apakah kita sering kali melakukan lip service atau ucapan mulut belaka, tanpa bukti nyata melalui tindakan? Kita mengaku mengasihi, memuji dan menghormati Dia, tetapi apakah hati kita sesungguhnya jauh sekali dari-Nya dan tidak mengutamakan Dia dalam setiap aspek kehidupan kita?
Banyak kita mungkin gencar dan gemar bersandiwara serta piawai memakai kedok rohani di depan orang lain. Jika demikian, itu sama halnya dengan legalisme, yaitu mengganti sikap batin yang murni dari kelahiran baru dalam Tuhan menjadi sekadar tampilan luar. Dengan kata lain, di luar tampak begitu rohani serta suci, tetapi sama sekali tidak ingin segenap hati atau bersungguh-sungguh mengasihi, menghormati dan menyembah Allah.
Matius 15 : 8 (TSI), "Bangsa ini mengatakan dengan mulut bahwa mereka ingin hidup dekat kepada-Ku. Mereka menghormati Aku dengan kata-kata, tetapi hati mereka jauh dari Aku."
This people pays me lip-service, but their heart is far from me. (REB)
These people make a big show of saying the right thing, but their heart isn't in it. (MSG)
Legalisme sendiri merupakan motivasi yang salah karena berupaya dan terlihat menaati Allah ataupun firman-Nya, namun tidak terlahir dari iman atau kerinduan terdalam untuk menyenangkan hati-Nya, serta tanpa mengandalkan Roh Kudus.
Mari introspeksi diri dan hati kita, apakah sedang berada dalam kondisi serta kerohanian yang demikian? Mohon ampun kepada Tuhan, dan mintalah pertolongan-Nya untuk memampukan kita melakukan hal yang benar serta sesuai kehendak-Nya.
~ FG