Kyle Carpenter, seorang prajurit penerima medali Medal of Honor, penghargaan tertinggi dalam militer AS bagi serdadu yang melakukan aksi penuh keberanian serta pengurbanan, melebihi tanggung jawabnya.
Kyle menerimanya di usianya ke-25 tahun, pada 19 Juni 2014 silam di Gedung Putih atau The White House dengan pengalungan penghargaan oleh Presiden Barack Obama waktu itu. Ia prajurit termuda yang pertama kali menerima penghargaan tersebut oleh karena jasa serta sikap rela berkorbannya di Marjah, Afghanistan selatan pada 2010 yang menyebabkannya mengalami luka parah di tubuhnya.
Prajurit kelahiran 19 Oktober 1989 tersebut pun sesungguhnya masih dapat hidup karena perlindungan Tuhan.
Pengurbanannya ialah berusaha melindungi seorang rekan, Nick Eufrazio, dari dampak ledakan granat akibat serangan musuh saat siang bolong di sebuah posko AS. Tanpa pikir panjang demi keselamatan diri sendiri, Kyle langsung mengarah ke posisi lontaran granat untuk melindungi temannya. Nick pun bersyukur, sebab tentu tak banyak sahabat yang sudi berbuat dan bertindak penuh pengurbanan seperti itu.
Kyle kehilangan mata sebelah kanan, serta sebagian besar giginya kala itu. Rahang maupun lengan kanannya remuk. Ia pun telah menjalani beberapa kali operasi semenjak peristiwa nahas itu.
Kyle bersedia berkorban bagi sahabat-sahabatnya. Bagaimana dengan kita? Sering kali mungkin kita begitu egois, memikirkan diri saja, mencari keuntungan dan nama baik sendiri.
Meski pensiun dari dinas, namun ia tetap terus berbuat baik. Ia pun tidak menuntut balas jasa, penghargaan atau lainnya. Ia pernah berkata, "Appreciate the small and simple things, be kind and help others, let the ones you love always know you love them and when things get hard, trust there is a bigger plan and that you will be stronger for it" (Hargai hal-hal kecil dan sederhana, jadilah baik dan tolonglah orang lain, biarkan orang-orang terkasih selalu menyadari kita mengasihi mereka. Dan saat hal-hal menjadi teramat berat, percayalah ada sesuatu lebih besar dan kita akan jadi lebih kuat karenanya).
Sekuat apa kasih serta rasa rela berkurban kita saat menghadapi situasi yang paling menuntut pengurbanan dari kita?
Yohanes 15 : 13, "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."
Orang yang paling mengasihi sahabat-sahabatnya adalah orang yang memberi hidupnya untuk mereka. (BIS)
Kasih yang paling luar biasa terlihat ketika seseorang rela mengurbankan diri demi menyelamatkan sahabat-sahabatnya. (TSI)
~ FG