Bagaimana cara kita melihat orang lain? Maksud saya, lebih pada fokus isi hati maupun pemikiran kita terhadap mereka.
Apakah seperti halnya Yesus ketika yang melihat dengan penuh belas kasihan? Saat Ia melihat Matius si pemungut pajak, yang dipandang sebagai pengkhianat oleh orang-orang Yahudi karena bekerja bagi penjajah, Yesus memanggil dan mengundangnya untuk mengikut Dia.
Mengapa? Karena Ia pun datang ke dunia untuk memanggil orang yang berdosa.
Matius 9 : 9, "Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia."
Yesus pun memberi pedoman bergaul dengan orang yang belum percaya, yaitu justru bukan untuk kesenangan ataupun persahabatan yang akrab, melainkan berbuat baik kepada mereka serta menunjukkan jalan keselamatan.
Matius 9 : 10 (BIS), "Waktu Yesus sedang makan di rumah Matius, datanglah banyak penagih pajak dan orang-orang yang dianggap tidak baik oleh masyarakat, ikut makan bersama-sama Yesus dan pengikut-pengikut-Nya."
Then I invited Jesus and his disciples to my home for a meal. While they were sitting and eating in my home, many tax collectors and other people who were {the Pharisees} considered to be habitual sinners came unexpectedly to eat with us. (DEIBLER)
The Pharisees saw that Jesus was eating with these people. The Pharisees asked Jesus' followers, "Why does your teacher eat with tax collectors and other bad people?" (EVD)
Sedangkan, orang Farisi hanya melihat secara penuh penghakiman (Matius 9 : 11).
Bagaimana dengan kita? Cara pandang yang seperti apakah yang, serta masih, kita gunakan? Apakah yang penuh penilaian menghakimi, ataukah yang penuh dengan belas kasihan?
Matius 9 : 13, (TSI), "Pergi dan pelajarilah maksud Allah ketika Dia berkata: 'Daripada memberi kurban hewan-hewan kepada-Ku, lebih baik kalian menunjukkan belas kasihan kepada orang lain.' Begitu juga Aku. Aku datang untuk memanggil orang-orang berdosa supaya bertobat—bukan untuk memanggil orang-orang yang merasa dirinya benar."
Kemudian Ia menambahkan, "Pergi dan pelajarilah arti ayat Kitab Suci ini, 'Bukan kurban dan persembahan yang Aku ingini, melainkan Aku ingin supaya kamu berbelas kasihan.' Aku datang ke dunia ini bukan untuk orang-orang yang benar, melainkan untuk orang-orang yang berdosa, untuk mengajak mereka kembali kepada Allah." (FAYH)
Jesus heard what they said, so he told them this parable: "It is people who are sick who need a doctor, not people who are well." What he meant by that was that it was people who knew that they were sinners who were coming to him in order to be helped spiritually. (DEIBLER)
~ FG