Bilangan 12 : 13, "Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: "Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia."
Musa berdoa kepada TUHAN, "Ya Allah, sembuhkanlah dia dari penyakitnya." (VMD)
Jika saya berkesempatan untuk melakukan aktivitas olahraga, misalnya lari di luar rumah, saya pun senang terkadang sambil mendoakan orang-orang yang saya lalui. Bukan demi motif apa pun, selain hanya ingin berdoa bagi mereka.
Bagaimana jika saat ini pun ada seseorang yang meminta kita untuk mendoakan mereka? Sungguh-sungguhkah kita dalam melakukannya ketika menjawab mau?
Doakanlah orang-orang di sekitar kita, terutama orang-orang yang terkasih. Sebab, kita tidak tahu apa yang mungkin sedang mereka hadapi serta pergumuli. Penampilan bisa menipu, dan tawa semu dapat saja menutupi rasa luka di hati.
Bahkan, Tuhan Yesus pun senantiasa berdoa syafaat bagi kita sampai kini.
Ibrani 7 : 25 (Shellabear), "Sebab itu Ia sanggup menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang menghampiri Allah melalui diri-Nya, karena Ia senantiasa hidup untuk mendoakan mereka."
Oleh itu, Dia dapat menyelamatkan sepenuhnya mereka yang datang kepada Allah melalui-Nya, kerana Dia hidup selama-lamanya untuk berdoa syafaat bagi mereka. (AVB)
Mari, tak hanya berdoa bagi diri sendiri maupun kebutuhan-kebutuhan kita saja, melainkan mulai memanjatkan, menaikkan doa bagi orang-orang di sekeliling kita, terutama mereka yang belum mengenal Dia agar Allah menjamah hati serta membawa mereka kembali kepada-Nya.
Lukas 23 : 24 (BIS), "Lalu Yesus berdoa, 'Bapa, ampunilah mereka! Mereka tidak tahu apa yang mereka buat.' Pakaian Yesus dibagi-bagi di situ di antara mereka dengan undian."
Lalu Yesus berdoa, "Bapa, ampunilah mereka! Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan." Prajurit-prajurit itu membagi-bagikan pakaian Yesus di antara mereka sendiri dengan membuang undi. (BSD)
~ FG