Mazmur 15 : 1, "Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?"
Salah satu prasyarat (janji, syarat, ketentuan yang perlu atau harus ada untuk dipenuhi sebelum melakukan, mengikuti, ataupun memasuki suatu kegiatan) agar seseorang dapat masuk serta menikmati berkat hadirat, keintiman dan persekutuan yang manis dengan Tuhan ialah memenuhi atau berpegang pada janji. Tetap mantap menepati sumpahnya meskipun rugi, terutama terhadap Tuhan Allahnya, apa pun risiko yang ada.
Mazmur 15 : 2 – 4, "Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi."
Hanya orang yang hidup dengan murni, melakukan yang benar, dan yang mengatakan kebenaran dari hatinya. Orang seperti itu tidak mengatakan hal-hal yang jahat tentang orang lain. Mereka tidak melakukan yang jahat terhadap sesamanya. Mereka tidak mengatakan yang memalukan tentang keluarganya sendiri. Mereka membenci orang yang tidak berkenan bagi Allah, dan menghormati yang hormat terhadap TUHAN. Jika mereka berjanji kepada sesamanya, mereka melakukan yang dijanjikannya. (VMD)
Janganlah menjadi orang-orang yang berbuat jahat, penuh tipu daya, keangkuhan, dan yang tidak dapat dipercaya atau dipegang perkataannya.
Sadarilah, Allah dapat menarik kehadiran-Nya dari hidup kita masing-masing apabila terus-menerus sengaja menenggelamkan diri dalam perbuatan yang tidak benar, penipuan, fitnah atau hujat ataupun sifat mementingkan diri.
Periksalah hati serta tindakan kita setiap hari. Akui bila masih ada dosa-dosa kita di hadapan-Nya. Lalu, berbaliklah kepada Tuhan dan berupaya supaya tetap layak di hadapan-Nya oleh anugerah dan kasih karunia Tuhan Yesus.
Dengan demikian, kita pun akan tetap kuat, berdiri teguh dalam iman, hidup dalam damai sejahtera, serta menerima berkat persekutuan yang indah dengan Allah sampai selamanya. Sebab kehilangan hubungan, persekutuan dan keintiman dengan Allah berarti kehilangan segala-galanya.
Maukah Saudara dan saya menjadi orang-orang seperti demikian? Apakah kita memegang perkataan ataupun janji serta sumpah kita? Sebab Tuhan Allah sendiri adalah Pribadi yang menepati janji.
Mazmur 112 : 6 – 7 (FAYH), "Janji TUHAN pasti. Tidak ada kata-kata-Nya yang sia-sia; semua yang diucapkan-Nya adalah kebenaran yang mutlak, seperti perak yang telah dimurnikan tujuh kali. Ya TUHAN, kami tahu bahwa Engkau selalu memelihara dan menjaga milik-Mu terhadap orang jahat."
Jadi, apabila engkau berjanji kepada Allah bahwa engkau akan melakukan sesuatu, lakukanlah dengan segera. Janganlah menunda-nunda karena Allah tidak senang kepada orang yang berlaku bodoh. Tepatilah janjimu kepada-Nya. (Pengkhotbah 5 : 4 FAYH)
2 Petrus 3 : 9 (TSI), "Janganlah kalian terpengaruh oleh orang-orang yang berkata, 'TUHAN terus menunda-nunda untuk menepati janji-Nya! Kenapa sampai sekarang Yesus belum datang kembali?' Jawaban yang benar untuk setiap orang yang berkata seperti itu adalah: TUHAN sedang bersabar terhadap kamu, karena Dia tidak mau kamu ikut binasa. TUHAN masih memberi kesempatan kepada setiap orang untuk bertobat."
Jadi, Tuhan bukannya lambat menepati janji-Nya. Ia belum datang, karena Ia sabar terhadap kalian. Ia tidak mau ada seorang pun yang binasa dihukum oleh Allah. Ia ingin semua orang berhenti berbuat dosa dan melakukan apa yang dikehendaki oleh Allah. (BSD)
~ FG