Matius 6 : 6 (FAYH), "Apabila kalian berdoa, masuklah ke dalam kamar, kuncilah pintu, dan dengan diam-diam berdoalah kepada Bapa yang di surga, maka Bapa yang mengetahui segala rahasia, akan memberi kalian pahala."
Masihkah kita rajin berdoa? Bahkan sungguh-sungguh berdoa? Setiap kita sebenarnya dapat memiliki tempat untuk sendirian, atau berduaan saja, berlama-lamaan dengan Allah. Kita memanjatkan doa-doa kita kepada-Nya, berbincang dengan-Nya, mendengarkan Dia di tempat tersebut.
Kata 'kamar' pada ayat di atas pun merujuk pada kamar privasi atau pribadi dalam sebuah rumah, yang hanya boleh serta dapat kita masuki. Terjemahan The Message pun menyatakan sebuah tempat yang tenang, jauh dari orang-orang lain, yang dapat membuat kita apa adanya saja kepada Allah, secara jujur serta sederhana menuangkan isi hati kita melalui doa.
Hingga pada akhirnya, pusat perhatian atau fokus kita akan beralih dari diri sendiri, permasalahan, pergumulan yang ada, menjadi hanya kepada Allah, kasih karunia dan kehadiran-Nya.
Find a quiet, secluded place so you won't be tempted to role-play before God. Just be there as simply and honestly as you can manage. The focus will shift from you to God, and you will begin to sense his grace. (MSG)
Tuhan Yesus sendiri sering melakukannya untuk berdoa seorang diri kepada Bapa di surga (lihat Matius 14:23; Markus 1:35; Lukas 4:42, 5:16, 6:12).
Kita pun diingatkan, doa yang kita panjatkan di tempat yang tersembunyi itu penting sebab:
Bapa di surga berjanji akan memberikan pahala secara terang-terangan dengan doa yang dikabulkan, terutama hadirat-Nya dalam kehidupan kita setiap hari.
"Bapa kudatang pada-Mu, naikkan ucapan syukur atas kasih anug'rah-Mu yang indah setiap hari. Pagi hari, siang hari, sore dan malam hari, tak hentinya mengucap syukur atas kebaikan-Mu."
~ FG