Beberapa hari yang lalu, saya telah berbuat sebuah kesalahan hanya karena masalah sepele, sehingga berlaku sangat kasar terhadap istri saya. Walau bukan secara fisik—sebab ini saya usahakan untuk saya hindari—melainkan melalui perkataan, namun saya merasa sangat bersalah.
Padahal, firman Tuhan menyadarkan, "Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia" (Kol. 3:19).
Sejumlah translasi lain pun menyatakan untuk tidak menyakiti, berlaku keras, menimbulkan kepahitan, menyakiti hati ataupun menyimpan dendam terhadap istri, hanya ingin mengambil keuntungan, melecehkan atau memanfaatkan dia.
Serta, semestinya memiliki rasa empati, bersikap lembut dan baik terhadap istri, sungguh-sungguh mengasihi atau mencintai dia.
Setiap suami wajib mengasihi istrinya, dan tidak boleh menyakiti dia. (TSI)
Para suami, kasihilah istrimu dan bersikap lembutlah kepada mereka. (VMD)
Husbands, go all out in love for your wives. Don't take advantage of them. (MSG)
Kita terutama sebagai para suami, diteguhkan oleh firman Tuhan agar mengasihi istri kita sebagaimana halnya Kristus telah membuktikan kasih-Nya dengan mengasihi jemaat dan rela berkorban, menyerahkan diri-Nya untuk mati bagi kita.
Mari, jika selama ini kita masih berfokus pada diri sendiri saja, mulailah berubah dan bertobat untuk kembali memikirkan serta mengasihi istri kita maupun anggota-anggota keluarga lainnya.
Sebab apabila kita tiada sanggup bersikap lembut terhadap istri maupun orang-orang yang terkasih serta terdekat dengan kita sendiri, bagaimana mungkin kita dapat tepercaya untuk mengasihi orang-orang lain?
Efesus 5 : 5 (KSKK), "Sedang kamu, hai para suami, cintailah istrimu seperti Kristus mencintai umat-Nya dan telah menyerahkan diri untuknya."
Dan para suami, tunjukkanlah kasih yang sama kepada istri Saudara seperti yang diperlihatkan Kristus kepada jemaat ketika Ia mati baginya. (FAYH)
Husbands, go all out in your love for your wives, exactly as Christ did for the church--a love marked by giving, not getting. (MSG)
~ FG