Sehari yang lalu, kita telah belajar bahwa adanya sebuah proses maupun mengenai bersabar serta sedikit demi sedikit dalam menjalani ataupun memulai sesuatu.
Nah, terkait itu pun kita memerlukan ketaatan serta penundukan diri terhadap kehendak, suara maupun perintah Tuhan. Tanpanya, maka membutuhkan waktu atau proses yang lebih lama. Dan itu bukanlah sifat yang baik dalam bersabar, melainkan malah berlambat-lambat atau menunda-nunda.
Ibarat bahan adonan donat atau pizza akan diolah sampai sedemikian empuknya, menyatu serta mudah dibentuk, apabila tidak maka takkan jadi-jadi, demikian pula halnya apabila kita terus-menerus memilih memberontak serta melakukan cara kita sendiri daripada taat dan tunduk pada-Nya, maka banyak waktu serta kesempatan yang terbuang sia-sia.
Selain itu, kita juga perlu menjaga hati, sebab kita tahu hati merupakan sumber keinginan dan keputusan. Ingat, mengikut Allah, mengenal jalan-Nya dan tetap mengabdi kepada-Nya membutuhkan keputusan teguh, mencari kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya. Jika merasa dahaga serta rasa lapar akan Allah menurun, kita harus merenungkan ulang prioritas kita, jujur mengakui kesuam-suaman kita, dan sungguh-sungguh berdoa memohon kerinduan yang baru akan Dia maupun perkenanan-Nya.
Perhatikanlah kata-kataku, anakku! Dengarkan nasihat-nasihatku. Janganlah membuangnya, melainkan simpanlah selalu di dalam hatimu. Orang yang memahaminya akan hidup dan menjadi sehat. Jagalah hatimu baik-baik, sebab hatimu menentukan jalan hidupmu. (Amsal 4 : 20 – 23 BIS)
~ FG