Salah satu persembahan yang terbaik bagi Tuhan ialah mempersembahkan tubuh kita sebagai korban persembahan yang hidup, kudus, berkenan dan sempurna. Itu pun berarti menyerahkan anggota-anggota tubuh kita kepada Allah menjadi senjata-senjata kebenaran, dan bukannya terus-menerus kita pakai untuk kelaliman maupun perbuatan dosa.
Berdasarkan semua yang sudah saya katakan sebelumnya tentang berbagai cara Allah berbaik hati kepada kita, maka sudah sepantasnyalah kita membalas kebaikan hati-Nya! Janganlah kita mengikuti lagi cara hidup yang tidak baik yang sudah menjadi kebiasaan orang-orang duniawi. Tetapi hendaklah setiap kita mengambil keputusan seperti ini, "Ya TUHAN, aku mempersembahkan tubuhku sebagai kurban bagi-Mu!"—walaupun sebenarnya kita masih hidup. Keputusan yang seperti itu merupakan persembahan yang suci dan menyenangkan hati TUHAN. Lalu Dia akan memperbarui pikiran kita, sehingga kita bisa mengetahui apa yang menjadi kehendak-Nya bagi kita dan apa yang terbaik dalam setiap keadaan. Maksud saya, kita dimampukan mengerti dan memilih apa yang baik dan yang paling tepat bagi kita, serta apa yang menyenangkan hati TUHAN. (Roma 12 : 1 TSI)
Keinginan terbesar kita dalam hidup ini seharusnya adalah kudus dan berkenan bagi Allah. Jika pada masa dahulu di atas altar atau mezbah persembahan ialah korban bakaran yang sudah mati, saat ini kita menjadi korban persembahan yang hidup bagi Tuhan—mempersembahkan tubuh, mati atas dosa, serta hati ini menjadi kediaman Allah Roh Kudus.
Dan janganlah sampai menyerahkan anggota tubuh kita menjadi alat untuk melakukan yang jahat. Tetapi hendaklah kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah! Karena dulu kita mati rohani, tetapi sekarang rohani kita sudah dihidupkan kembali. Jadi, hendaklah anggota tubuh ini kita gunakan menjadi alat untuk melakukan kehendak Allah! (Roma 6 : 13 TSI)
~ FG