Kita mungkin pernah mendengar tentang adanya enam dokter terbaik di dunia. Yaitu: matahari, air putih, olahraga, jalan kaki, istirahat, dan makanan sehat.
Sebenarnya, masih bisa ditambahkan satu lagi, yakni senyum, sukacita atau tawa. Dan bukan yang dibuat-buat, melainkan murni, tulus datang dan mengalir dari dalam hati maupun pikiran yang benar.
Kita tahu Amsal pernah mengingatkan, "Hati yang gembira menyehatkan badan; hati yang murung mematahkan semangat" (Ams. 17:22 BIS).
A happy heart is good medicine, and a cheerful mind works healing, but a broken spirit dries up the bones. (MSG)
Selain menguap, hal yang mudah menebar atau mempengaruhi orang lain untuk melakukan yang sama, adalah tawa atau sukacita. Sebuah produk pun pernah membuat iklan seorang pria di dalam komuter (kereta api penumpang dalam kota) yang berdiri sambil menyaksikan tayangan di telepon selulernya sembari tertawa tiada henti. Awal-awal para penumpang lainnya hanya terdiam dan terheran mengapa ia demikian. Namun, karena terus terbahak bahkan kian kencang, akhirnya satu per satu orang mulai ikut tertawa.
Kitab Pengkhotbah pun mengingatkan, "Ada waktu untuk menangis; Ada waktu untuk tertawa; Ada waktu untuk bersedih hati; Ada waktu untuk menari" (Pengkh. 3:4 FAYH).
Saya pun ingat ketika Ps. Ronny Daud Simeon pernah mengatakan bahwa Iblis, si jahat, tidak pernah dikatakan dalam Alkitab tertawa, tetapi Allah kita yang bersemayam di surga tertawa. Dan tentu, Ia pun rindu umat-Nya untuk bersukacita, sebab Ia tahu yang terbaik bagi kita.
Mazmur 2 : 4 (BIS), "Dari takhta-Nya di surga TUHAN tertawa dan mencemoohkan rencana mereka."
Ingatlah, sukacita tawa bahkan sekadar senyuman yang meneduhkan hati adalah karunia surgawi dari Allah.
Orang yang sedih ketika mereka menabur benih, akan bersukacita, bila mereka menuai. Orang yang menangis ketika mereka membawa benih akan bersukacita, bila mereka membawa tuaian. (Mzm 126:5-6 VMD)
"Laughter is a gift from God." —Louie Giglio
~ FG