Yesaya 56 : 2, "Berbahagialah orang yang melakukannya, dan anak manusia yang berpegang kepadanya: yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang menahan diri dari setiap perbuatan jahat."
Berbahagialah orang yang berbuat demikian, yang menghormati dan menguduskan hari Sabat, hari istirahat-Ku, mereka yang tidak bekerja pada hari itu, dan tidak melakukan apa yang jahat. (FAYH)
Sering kita cenderung ingin melampiaskan sesuatu, entahkah itu amarah, hawa nafsu ataupun lainnya. Padahal, perlulah kita belajar menahan atau menguasai diri. Baik pria maupun wanita, bahkan anak-anak sekalipun, dan dalam area apa pun. Sebab belajar bukanlah berarti sekadar menguasai atau menghapal teori, melainkan juga mempraktikkannya.
Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang. (1 Timotius 3:2)
Istri mereka pun haruslah juga orang yang baik, bukan orang yang suka menyebarkan desas-desus. Mereka harus tahu menahan diri dan jujur dalam segala hal. (1 Tim 3:11 BIS)
Anakku, dengarkanlah didikan ayahmu dan janganlah mengabaikan nasihat ibumu. (Ams 1:8 FAYH)
Perbuatan yang benar serta adil adalah buah-buah keselamatan yang kita terima dari Tuhan Yesus, dan kesemuanya itu tak terpisahkan, serta terkait langsung dengan otoritas pengaruh kerajaan Allah. Jadi, kita pun memerlukan bantuan serta pertolongan Tuhan agar memampukan, meneguhkan kita dalam menahan maupun menguasai diri untuk memilih hal yang benar ataupun melakukan apa yang baik di hadapan-Nya.
Janganlah kuatir akan suatu apa pun, melainkan bawalah segala sesuatu dalam doa. Sampaikan kebutuhan Saudara kepada Allah dan jangan lupa bersyukur atas jawaban-Nya. (Filipi 4:6 FAYH)
~ FG