Sehari lalu, kita telah mengulik bahwa sesungguhnya sebagian besar hal di hidup ini ialah terdiri dari pertukaran demi pertukaran ataupun pilihan-pilihan. Karena itu, mestinya kita mau memilih yang benar.
Berdasar kurs tahun 2008, tiga belas tahun lampau, sedolar Amerika setara sekitar Rp9.000. Sedang pada nilai tukar sekarang kira-kira Rp.14.000. Dan menurut Dake's Bible, tiga puluh keping uang perak yang diperoleh Yudas Iskariot ketika mengkhianati Gurunya sama nilainya dengan kurang lebih $19,20.
Jika dikonversikan ke kurs saat ini, maka nominalnya mencapai kisaran Rp278.688.
Walau ukuran "cukup banyak" untuk waktu itu, namun apakah serendah itu Yudas rela menjual, menukarkan Tuhan Yesus, walau ia sendiri punya motivasi lain dalam menikam-Nya dari belakang?
Bagaimana dengan kita? Walau hanya kita dan Tuhan sendiri yang tahu jawabannya, sayangnya banyak orang mungkin masih tega menukarkan iman maupun kasih mereka pada Tuhan hanya demi hal-hal remeh-temeh, seperti pengakuan dari orang, hubungan dengan seseorang, keamanan posisi atau jabatan dan lain-lain.
Barangkali kita memiliki takaran tiga puluh keping perak ataupun nilai tukar masing-masing terhadap-Nya. Entah itu sekadar mengejar berkat, memenuhi kebutuhan dan keselamatan diri sendiri maupun lainnya. Atau terus-terusan memaksakan cara serta kehendak sendiri, daripada menaati, mengikuti jalan dan kehendak-Nya.
Janganlah kiranya kita seperti demikian, melainkan beranilah membuat keputusan untuk memilih hal benar serta yang terbaik—bagi kehidupan, keluarga, pelayanan, pekerjaan kita, banyak orang, terutama hubungan dengan Tuhan.
Jagalah supaya jangan ada yang hidup cabul atau tidak menghargai hal-hal rohani, seperti yang dilakukan oleh Esau. Ia menjual haknya sebagai anak sulung, hanya untuk satu mangkuk makanan. (Ibrani 12:16 BIS)
Watch out for the Esau syndrome: trading away God's lifelong gift in order to satisfy a short-term appetite. (MSG)
~ FG