Maukah kita menjadi corong ilahi bagi kemuliaan nama Tuhan?
Beberapa arti dari kata 'corong' adalah pipa ataupun cerobong, teropong, alat yang bentuknya seperti kerucut untuk menuang cairan ke dalam botol, pelita, bahkan juru bicara.
Nah, apabila corong tersebut menjadi rusak maupun tersumbat kotoran, bagaimanakah akan dapat berfungsi dengan baik atau mengalirkan apa pun yang harus disalurkan?
Yesaya 51 : 1 – 4, "Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengejar apa yang benar, hai kamu yang mencari TUHAN! Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali. Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu; ketika Abraham seorang diri, Aku memanggil dia, lalu Aku memberkati dan memperbanyak dia. Sebab TUHAN menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring. Perhatikanlah suara-Ku, hai bangsa-bangsa, dan pasanglah telinga kepada-Ku, hai suku-suku bangsa! Sebab pengajaran akan keluar dari pada-Ku dan hukum-Ku sebagai terang untuk bangsa-bangsa."
Sebagaimana Tuhan ingin memberkati kita anak-anak-Nya, Ia pun pasti mau mencurahkan berkat-Nya bagi orang-orang yang datang kepada dan dan mencari Dia, baik secara langsung ataupun melalui diri dan hidup kita.
Jagalah kehidupan kita agar terus berbuat apa yang benar dan berkenan di mata Tuhan sehingga dipakai sebagai alat-Nya untuk menjangkau serta memberkati banyak orang.
~ FG