Dua hari lalu, kita sama-sama telah belajar mengenai Barabas, yang cenderung menyerupai banyak kita dalam hal memberontak terhadap Allah serta kehendak-Nya, namun menerima anugerah keselamatan dan kasih karunia dari-Nya.
Hari ini, kita akan sedikit menyimak tokoh lainnya dalam Alkitab, yakni Mefiboset. Siapakah dia? Mefiboset ialah putra Yonatan, cucu raja Saul.
Ketika mendengar Yonatan serta Saul meninggal dalam medan pertempuran, inang pengasuh Mefiboset buru-buru melarikannya, namun menjatuhkannya sehingga ia menjadi timpang.
Di lain hari, setelah Daud diangkat menjadi raja, dan menanyakan masih adakah keturunan mendiang raja Saul, didapatilah Mefiboset. Daud hendak memperlakukannya dengan murah hati oleh karena perjanjian kepada sahabat karibnya, ayah Mefiboset sendiri. Daud ingin menunjukkan kasih setia Tuhan kepada keluarga Yonatan. Daud menyelamatkan hidup Mefiboset, mengizinkannya makan sehidangan dengan raja, dan memberi dia tempat terhormat di istana.
2 Samuel 9 : 8, "Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: 'Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?'"
Mefiboset sujud lagi dan berkata, "Apalah artinya hamba ini! Mengapa Baginda begitu baik kepada hamba?" (BIS)
Sesungguhnya, secara kiasan maupun tidak langsung, banyak kita menyerupai Mefiboset yang timpang serta tidak layak menerima segala kebaikan dari-Nya, Raja segala raja. Bukankah kerap kita berbuat kesalahan secara sadar, namun Ia masih memberi kita kesempatan demi kesempatan, bahkan mempercayakan dengan begitu banyak hal baik, maupun menempatkan kita di berbagai posisi yang belum tentu banyak orang memilikinya.
Karena itu, sepatutnyalah kita bersyukur, terus menghasilkan buah Roh, serta menjadi dan mengalirkan berkat bagi orang-orang lain.
Meski tak layak diriku, tetapi kar'na darah-Mu, dan kar'na kau memanggilku; 'ku datang, Yesus, pada-Mu.
Sebagaimana adanya jiwaku sungguh bercela, darah-Mulah pembasuhnya; 'ku datang, Tuhan, pada-Mu.
~ FG