Teringat dulu saya pernah membaca dan mempunyai buku berjudul Bersujud (Facedown) oleh Matt Redman. Beliau pun pencipta lagu The Heart of Worship, yang menyatakan saat segala-galanya terenggut, kita tinggal hanya bisa menyembah secara sepenuh hati kepada-Nya.
Kembali ke tentang buku tadi, apa yang mampu membuat kita bersujud? Sudah lamakah kita tidak melakukannya lagi? Masihkah kita mau bersujud, bahkan sekadar berlutut untuk berdoa?
"Sementara Ezra berdoa dan mengaku dosa, sambil menangis dengan bersujud di depan rumah Allah, berhimpunlah kepadanya jemaah orang Israel yang sangat besar jumlahnya, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Orang-orang itu menangis keras-keras." (Ezra 10:1)
Banyak orang mungkin merespons peristiwa-peristiwa terjadi dengan cara yang tidak benar di masa-masa sekarang. Bukannya mengambil waktu untuk sungguh-sungguh berdoa dan berseru kepada Allah. Mereka mengandalkan diri, kemampuan, pikiran dan kekuatan sendiri.
Namun berhati-hatilah juga, apabila setelah merespons sesuatu dengan benar, kita kembali berbuat yang tidak benar, seperti yang kerap dilakukan orang-orang Israel waktu itu.
"Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: 'Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.'" (Bilangan 21:4-5)
Mereka telah mengalami dan menerima mukjizat-mukjizat, belas kasihan dan pengampunan dari Tuhan. Tetapi, ternyata ada hal-hal yang belum mereka, ataupun mungkin kita juga sekarang, untuk menyerahkan segala yang kita miliki kepada Tuhan dan bersujud hanya kepada-Nya.
Ketika Paulus mengalami kelahiran baru, ia ingin berkhotbah di Roma. Alih-alih, Allah malah mengizinkannya dipenjara di bawah tawanan kekaisaran Nero. Selama sekitar dua tahun ia mendapat penjagaan ketat 24 jam sehari di tahanan. Para pengawasnya diganti tiap empat jam sekali. Jadi, kira-kira 4.380 penjaga dalam kurun waktu dua tahun itu Paulus mendapat kesempatan untuk bersaksi serta menjangkau mereka!
Surat-surat yang dipenakan oleh Paulus dari dalam penjara pun—Efesus, Filipi, Kolose, Filemon serta 2 Timotius—sangat berpengaruh bagi orang-orang Kristen sampai saat ini. Lebih daripada kemungkinan kalau-kalau ia berkhotbah sesekali di Roma sesuai keinginannya semata waktu itu. Puji Tuhan, rencana dan kehendak Allah yang terjadi dalam hidupnya, karena ia mau hanya kepada Allah, hidupnya bersujud.
Maukah kita sungguh-sungguh bersujud untuk hati, pikiran, perbuatan, impian, ego, keuangan, persahabatan, kekhawatiran dan lain-lain kepada-Nya?
~ FG