Masih ingatkah awal-awal pertama kali kita belajar mengikat tali sepatu? Saya mungkin ketika SD. Itu pun pasti "berlepotan" alias acakadut, tidak terikat secara rapi. Wajarlah, masih kanak-kanak. Kita pun demikian terhadap hal-hal baru yang lainnya.
Namun sayangnya dan pertanyaannya, bukankah sering kali kita begitu terikat, terkait, terpikat dan terpaku pada kebiasaan-kebiasaan lama ataupun awal tersebut? Sehingga, sewaktu ada suatu hal atau cara yang baru dan baik serta padahal lebih perlu, kita merasa kewalahan untuk beradaptasi.
Untuk mengikatkan tali sepatu saja, tahukah Saudara ada beberapa cara? Misal di antaranya tergantung bentuk kaki maupun tujuan penggunaan sepatunya.
Jadi, ada cara-cara lain yang lebih efisien dan efektif, hemat waktu, biaya maupun tenaga dan lainnya. Terkadang kita begitu keras kepala sehingga ogah beradaptasi maupun berubah dengan cara atau sesuatu yang sebenarnya lebih baik dan kita perlukan.
Terlebih dalam hal rohani, pasti banyak hal yang dapat menjadi jauh lebih efektif serta tepat sasaran apabila kita mau mengikuti arahan dan tuntunan Roh Kudus. Sebab Ia mengetahui apa yang terbaik bagi kita jika mau mendengarkan dan mengerjakannya.
Tetapi, sebagian besar orang justru mungkin memilih dan mengandalkan jalan atau cara mereka sendiri, menghabiskan banyak waktu yang berharga selama bertahun-tahun. Padahal, kalaulah mau berubah dan mengandalkan Allah, akan memakan sedikit waktu saja, mencapai tujuan, efisien* dan efektif,** serta benar-benar berdampak baik.
Hidup menurut Roh pun berarti mencari serta tunduk pada pimpinan dan kuasa Roh Kudus, serta memusatkan pikiran pada hal-hal yang dari Allah. Tidak bisa seseorang, pada saat bersamaan, getol memuaskan keinginannya sendiri sembari mencoba menaati pimpinan Roh Allah.
*efisien : tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya); mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat; berdaya guna; bertepat guna; sangkil
**efektif : ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (tentang obat); dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan); mangkus; mulai berlaku (tentang undang-undang, peraturan)
"When one door closes, another opens; but we often look so long and so regretfully upon the closed door that we do not see the one which has opened for us" (Saat satu pintu tertutup, yakinlah masih ada pintu lain yang akan terbuka; namun kerap kita meratapi pintu yang tertutup begitu lama, sehingga tidak atau jarang menyadari harapan yang ada atau pintu yang terbuka di hadapan kita). ~ Alexander Graham Bell
~ FG